4 Hari Setelah Choirul Huda Wafat, Persela Lamongan Kembali Berduka, Pemain Mudanya Jadi korban
Belum ada sepekan semenjak meniggalnya Huda, salah satu pemain muda persela kembali menjadi korban
TRIBUN-TIMUR.COM - Setelah kepergian penjaga gawang legenda Choirul Huda, Persela Lamongan kembali mendapat masalah saat melawat ke kandang Semen Padang, Kamis (19/10/2017).
Belum ada sepekan semenjak meniggalnya Huda, salah satu pemain muda persela kembali menjadi korban.
Sandi Septian, gelandang muda Persela mengalami patah tulang selangka setelah terlibat benturan dengan gelandang tengah Borneo FC, Flavio Beck Junior.
Sandi langsung dibawa menuju RSUD DR Wahab Syahrani untuk mendapatkan perawatan medis yang lebih serius.
Kemudian, wasit yang memimpin pertandingan itu mendapat sorotan.
Hal ini lantaran dirinya hanya mengganjar Flavio dengan kartu kuning.
Padahal, Flavio terlihat dengan sengaja mengangkat kaki terlalu tinggi dan mengenai dada Sandi hingga jatuh.
Dilansir BolaSport.com dari surabaya.tribunnews.com, pelatih Persela Lamongan, Aji Santoso membeberkan kekecewaannya mengenai kepemimpinan wasit pada laga itu.
"Terus terang saya merasa sedih dengan kepemimpinan wasit yang seperti itu," ujar Aji.
Aji Santoso mengaku dirinya sampai menangis lantaran melihat kondisi anak asuhnya tersebut.
"Itu anak asuh saya sampai tulangnya patah dan dibawah ke rumah sakit, dan parahnya wasit hanya memberi kartu kuning kepada pemain Borneo," Sesal Aji Santoso, Jumat (20/10/2017).
Aji menilai sepak bola Indonesia tidak akan maju jika pertandingan dipimpin oleh wasit yang tidak memberikan perlindungan kepada pemain saat bertanding.
"Bagi saya, menang atau kalah dalam sepak bola itu sangat biasa, tetapi wasit yang memimpin pertandingan hari ini sangat tidak fair," ujarnya.
Pelatih Persela Lamongan, Aji Santoso mengeluhkan kepemimpinan wasit Annas Apriliandi saat memimpin pertandingan Borneo FC versus Persela Lamongan, Kamis (19/10/2017).
Karena aksi itu, kini Sandi mengalami patah tulang selangka, dan harus dirawat intensif di RSUD Dr Wahab Syahrani untuk mendapat pertolongan medis.

Ini Alasan Choirul Huda Tampil Mati-matian di laga terakhirnya
Lidya Anggraeni, istri Kiper Persela Lamongan Choirul Huda akhirnya buka suara terhadap nasib tragis yang menimpa sang suami.
Dirinya tak menyangka jika penampilan Huda, Minggu (15/10/2017) di Stadion Surajaya, saat Persela bertanding melawan Semen Padang, akhirnya berujung maut.
Tragedi itu terjadi, setelah Huda yang diparkir dan tidak dimainkan oleh Pelatih Perssela Aji Santoso dalam beberapa laga, tiba-tiba dimainkan di 'laga terakhirnya'.
Menurut Lidya, hal itu seperti menjadi kuasa Tuhan yang tak dapat dihindari oleh seluruh manusia di bumi.
Lidya tak menyangka keputusan Coach Aji Santoso menurunkan Choirul Huda menjadi laga terakhir untuknya.
Pasalnya, selama ini Choirul Huda lebih sering menjadi cadangan ketika Persela FC dilatih Aji.
"Kemarin dikasih kesempatan, kok tiba-tiba, kok tumben," ujar Lidya di rumah duka, Senin (16/10/2017).
"Tumben coach Aji kasih kesempatan ke suami saya untuk turun," sambungnya.
Pesan Terakhir Choirul Huda untuk Pemain Persela Lamongan
Sebelum dilatih Coach Aji, Choirul Huda selalu turun untuk menjaga gawang Persela FC.
Sedangkan selama dilatih Coach Aji, ia hanya turun sekitar 3 sampai 4 kali saja.
"Kok tumben Coach Aji kasih kepercayaan ke suami saya," ungkap Lidya lagi.
"Ternyata itu pertama dan terakhir kali untuk main," katanya sambil berlinang air mata.
"Semenjak dipegang coach Aji kan memang jarang turun, ban kapten juga sudah tidak dipegang suami saya lagi," ungkapnya, Senin (16/10/2017).
Diganti di tengah pertandingan
16 September 2017 atau sebulan sebelum kejadian yang menimpa Choirul Huda, ada pengalaman kurang mengenakkan dialami pemain ini saat melawan tuan rumah Arema FC.
Seperti mendapat hukuman, Choirul huda diganti di tengah pertandingan tepatnya di menit ke-67.
Saat itu gawang Huda sudah kebobolan 2 gol.
Saat ditarik keluar dan digantikan Ferdiansyah, Huda sepertinya kurang nyaman.
Usai pertandingan Aji Santoso memberikan klarifikasi soal pergantian seorang kiper yang jarang terjadi pada laga sepekbola.
Apalagi saat itu huda tak sedang cidera.
"Gol kedua Arema FC seharusnya tak perlu terjadi jika penjaga gawang bisa lebih fokus," katanya.
"Seharusnya Huda bisa menangkap bola tendangan bebas itu. Tapi saya tidak tahu kenapa justru bola yang mengarah kedekatnya bisa masuk," kata Aji.
"Kami lakukan pergantian kiper karena Huda sudah beberapa kali kebobolan," tambahnya.
Setelah peristiwa kurang menyenangkan ini, huda berlatih keras.
Hal itu diakui Aji Santoso.
Untuk itu, Aji memperpercayakan Huda untuk turun saat laga pekan ke-29, ketika Persela menjamu Semen Padang, Minggu sore, setelah diparkir di beberapa pertandingan terakhir.
"Tidak tahu kenapa, dalam satu Minggu terakhir ini Huda latihannya sangat bersemangat dan saya nilai paling siap meskipun Ferdiansyah juga siap," kata Aji Santoso.
Hal itupun ditunjukkan Huda saat melawan Semen Padang.
Bisa dibilang aksi Huda dilaga itu sangat memukau. Tak satupun gol bersarang digawang Persela.
Aksi Huda akhirnya berujung petaka saat ia memotong bola di kotak penalti.
Dada dan rahanya terbentur pemain belakang Persela.
Nyawanya tak tertolong meski sempat mendapat perawatan dari tim medis.