5 Fakta Tragis Tragedi Bintaro: Sejarah Terburuk, Aura Mistis Lokomotif Maut, dan Lagu Iwan Fals
Bagaimana suara tabrakan itu, jejeritan bersahutan, serta darah yang berceceran di mana-mana.
Jumlah korban jiwa 156 orang dan ratusan penumpang lainnya luka-luka. Setelah diselidiki, kecelakaan terjadi karena faktor manusia. Berikut fakta-fakta terkait kecelakaan tragis tersebut dari berbagai sumber:
1. Sempat Kejar Kereta
Kecelakaan kereta api di Bintaro, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 19 Oktober 1987. Saat KA 225 Jurusan Rangkasbitung-Jakartakota berangkat dari Stasiun Sudimara, padahal semestinya dilangsir di jalur 3, semua petugas di stasiun itu kaget.
Beberapa ada yang mengejar kereta itu menggunakan sepeda motor.
PPKA Sudimara, Djamhari, mencoba memberhentikan kereta dengan menggerak-gerakkan sinyal, namun tidak berhasil.
Dia pun langsung mengejar kereta itu dengan mengibarkan bendera merah. Namun sia-sia, Djamhari pun kembali ke stasiun dengan sedih, ia membunyikan semboyan genta darurat kepada penjaga perlintasan Pondok Betung.
Namun kereta tetap melaju. Setelah diketahui, ternyata penjaga perlintasan Pondok Betung tidak hafal semboyan genta.
2. Sanksi Atas Kelalaian Pihak Terkait
Akibat kecelakaan tersebut, sang masinis KA 225 Jurusan Rangkasbitung-Jakartakota, Slamet Suradio, diganjar 5 tahun kurungan.
Nasib yang serupa juga menimpa Adung Syafei, kondektur KA 225.
Dia harus mendekam di penjara selama 2 tahun 6 bulan. Sementara Umrihadi, PPKA Stasiun Kebayoran Lama dipenjara selama 10 bulan.
3. Nasib Masinis KA
Dalam tragedi tersebut Slamet Suradio (77) dipersalahkan karena dianggap melanggar aturan dengan memberangkatkan kereta tanpa izin PPKA.
"Saya ingat jelas pagi itu kereta saya diberangkatkan. Saya melihat PPKA memberi tanda, asisten masinis telah naik ke kabin, dan kondektur pun telah masuk ke kereta," kata Slamet seperti dilansir dari Tribun Jogja.
Karena itu, ia kesal ketika tahu hanya dirinya saja yang dipecat dengan tidak hormat dan tidak mendapatkan uang pensiun, sedangkan orang yang menurutnya paling bertanggung jawab tetap mendapat uang pensiun.