Gemilang 348 Tahun Sulsel
Ini Pujian Aswar Hasan untuk SYL-Agus
Ia mengatakan, SYL-Agus dalam masa pengabdiannya sebagai gubernur dan wakil gubernur dalam persepsi publik dianggap berhasil
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Akademisi Unhas, Aswar Hasan memuji pencapaian Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo (SYL) dan wakilnya Agus Arifin Nu'mang.
Ia mengatakan, SYL-Agus dalam masa pengabdiannya sebagai gubernur dan wakil gubernur dalam persepsi publik dianggap berhasil, juga dalam ukuran-ukuran normatif seperti pertumbuhan dan penghargaan yang diterima.
"Keberhasilannya itu akan menjadi legacy bagi masyarakat Sulsel. Persoalannya adalah bagaimana meneruskan dan melengkapi keberhasilan itu di masa yang akan datang," kata Aswar kepada Tribun Timur beberapa waktu lalu.
Menurutnya, salah satu hal yang penting secara politik yaitu bagaimana SYL mengakhiri periode secara elegan tanpa ada satu cacat polotik ataupun hukum.
"Cacat politik itu khususnya politik Pilkada, bagaimana ia bisa mengakhiri masa periodenya tanpa terkesan melakukan pemihakan," kata dia.
"Kita berharap hingga SYL mengakhiri periodenya, tidak ada cacat hukum dalam bentuk pelanggaran perundang-undangan, di luar konteks politik, khususnya dalam menjaga aset negara," sambung dia..
Ia juga berharap pasca kepemi.pinan SYL-Agus, akan muncul birokrat yang sukses karena terinspirasi dari kepemimpinan keduanya.
"Kita harap akan muncul pemimpin setelah mereka tak menjabat lagi. Muncul kader yang sukses karena kepemimpinan SYL -Agus," terangya.
Hal yang bisa dicontoh dan diteruskan khususnya tentang kepemimpinan, lanjut Aswar, yaitu pemimpin dengan mengedepankan pendekatan pertumbuhan, dan mencontohi sikap dan keputusan politik SYL yang tidak membawa aroma dendam politik dalam penempatan SKPD.
"Misalnya tidak melakukan reposisi SKPD berdasarkan kepentingan suka atau tidak, pendukung atau bukan. Itu menarik dicontoh penerusnya nanti," unhkapnya.
"Ketika SYL terpilih mengalahkan gubernur sebelumnya, aroma reposisi berdasarkan senang atau pendukumg tidak muncul. Namun beliau tetap memakai orang di SKPD-nya dengan rasional dan objektif, berdasarkan kriteria, bukan kepentingan, tapi kebutuhan," pungkasnya. (*)