Liontin Berusia 40.000 Tahun Ditemukan di Maros, Ini Saran Irfan AB untuk Pemkab
Supaya penemuan jejak manusia purba di Maros oleh arkeolog Sulawesi Selatan, dikenal di dunia.
Penulis: Ansar | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Legislator DPRD Maros, Irfan AB berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros untuk menggelar kegiatan atau festival budaya masa lampau di Leang Bulu Bettue, Kelurahan Kallabirang, Bantimurung.
Irfan mengatakan, Jumat (29/9/2017) hal ini harus dilakukan supaya penemuan jejak manusia purba di Maros oleh arkeolog Sulawesi Selatan, dikenal di dunia.
Tanpa ada reaksi positif dari Pemerintah, temuan berupa liontin yang digunakan manusia purba tidak akan berdampak bagi perkembangan wisata di Maros.
"Kalau daerah itu benar-benar terekspose, maka turis akan ramai ke Maros. Hanya saja saat ini tempat itu kurang terekspose. Makanya perlu ada kegiatan di sana," katanya.
Beberapa bulan lalu, tim arkeolog Sulawesi menemukan jejak peradaban manusia purba di leang Bulu Bettue. Sebuah liontin dari tulang jari kuskus yang diyakini umurnya mencapai 40.000 tahun.
Sejak melakukan penggalian arkeologi selama dua bulan di situs gua batu kapur Leang Bulu Bettue, tim dari Konsulat-Jenderal Australia menemukan jutaan barang yang dicurigai milik manusia purba.
Arkeolog Unhas Makassar, Iwan Sumantri mengatakan, hasil galian yang diamankan dan akan diteliti terkait dengan kebudayaan manusia yang pernah hidup di lokasi tersebut sekitar 30 ribu tahun lalu.
"Jutaan temuan yang dicurigai peninggalan manusia purba akan dijemur. Setelah itu, akan dianalisa di laboratorium. Untuk memastikannya itu peninggalan, analisa yang dilakukan sampai empat tahap," katanya. (*)