Bertato, Bekas Anak Punk, Mundur dari PNS, tapi Siapa Sangka Dia Calon Mantu Orang Terkaya Indonesia
Cinta itu memang buta, tak memandang status sosial. Nggak percaya? Ini contohnya, pasangan muda
TRIBUN-TIMUR.COM - Cinta itu memang buta, tak memandang status sosial.
Nggak percaya?
Ini contohnya, pasangan muda Gofar Hilman (34) dengan Putri Indahsari Tanjung (21).
Gofar adalah penyiar radio sekaligus MC kondang, sedangkan Putri merupakan putri dari konglomerat atau orang nomor terkaya keempat di Indonesia (menurut Forbes, kekayaannya mencapai US$ 4,6 miliar atau Rp 61 triliun), Chairul Tanjung.
Baca: Gadis Berjins Robek Ini Ternyata Anak Orang Terkaya Indonesia, Lihat Pekerjaannya Demi Dapat Duit
Di Indonesia, perbedaan status sosial memang terkadang menjadi tembok penghalang dalam menemukan cinta.
Namun, Gofar dengan Putri menerobos hal tersebut dan membuktikan jika cinta memang tak memandang status sosial.
Putri dalam menemukan cintanya tak perlu mencari putra konglomerat seperti dirinya, jika memang dicintai, putra orang biasa pun tak menjadi masalah.
Tak peduli apa kata orang lain kelak.
Baca: Beginilah Cara Novia Kolopaking Kelabui Jayadi Agar Bisa Kabur, Isi SMS-nya Mengejutkan
Dalam menjalani hubungan asmaranya dengan anak konglomerat, Gofar mengakui biasa saja layaknya anak remaja lainnya.
Chairul juga menerima kehadiran Gofar dalam hidup putrinya, walaupun dia tahu jika Gofar merupakan bekas anak punk dan punya banyak tato.
Stereotip terhadap anak punk hingga kini belum gilang.
Menurut Gofar, Chairul membebaskan putrinya untuk memilih sendiri jalan hidupnya.
Baca: Bikin Merinding, 2 Hari Usai Dilaporkan Meninggal dan Dimakamkan, Gadis Cantik Evha Hidup Lagi
Tanpa rasa minder, Gofar kali pertama menyatakan cinta di kawasan kaki lima di Menteng, Jakarta Pusat, 23 Maret 2015.

Saat itu, Putri langsung menerima cinta Gofar dalam kondisi apa adanya.

Pada usia yang masih muda, Putri dan Gofar kini bernasib sama, sama-sama harus hidup mandiri.
Beberapa tahun lalu, Gofar berstatus sebagai pegawai negeri sipil Departemen Pertanian RI serta berdagang di pusat perbelanjaan Blok M, Jakarta Selatan.

Namun, dia lebih memilih menekuni karier sebagai penyiar radio dan pemandu acara, serta kadang-kadang menjadi aktor.
Sementara, Putri kini berusaha hidup mandiri dari bisnis event organizer yang dikelolanya bernama CreativePreneur Event.
Selain itu, mereka juga kini harus menjalani long distance relationship atau LDR sejak usia pacarannya memasuki 8 bulan.
Baca: Gadis Cantik Ini Ternyata Anak Sulung Mulan Jameela, Cantik Mana? Ibu atau Anak?
Putri harus menghabiskan banyak waktunya di Amerika Serikat lantaran masih berstatus sebagai mahasiswi Academy of Arts San Francisco, sedangkan Gofar lebih banyak di Jakarta.
Guna melepas kangen, mereka menggunakan aplikasi video call agar tetap bisa bertatap muka dari jarak jauh.
"Chairul Tanjung Si Anak Singkong"
Chairul menceritakan perjuangan dia hingga bisa sukses yang dituangkan dalam buku biografi berjudul “Chairul Tanjung Si Anak Singkong”.
Biografi Chairul diawali dengan kisah bagaimana di tengah keterbatasan kondisi ekonomi keluarga, dia mampu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Kedua orangtua sangat tegas dalam mendidik anak-anaknya, termasuk dirinya.
Orangtuanya mempunyai prinsip, “Agar bisa keluar dari jerat kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang harus ditempuh dengan segala daya dan upaya.”
Apa pun akan mereka upayakan agar anak-anak mereka dapat melanjutkan pendidikan tinggi sebagai bekal utama kehidupan masa depan.

Sang ibunda, Halimah, mengatakan bahwa uang kuliah Chairul pertama yang diberikan kepadanya, diperoleh ibunda dari menggadaikan kain halus miliknya.
Dalam buku tersebut diceritakan kehidupan masa muda Chairul, saat-saat menjadi mahasiswa sampai kisah awalnya menjadi wirausaha.
Tahun 1987, Chairul menjadi kontraktor pembangunan pabrik sumpit di Citeureup, Bogor, seluas 800 meter persegi. Tapi yang jadi malah pabrik sandal.
Buku ini juga mengisahkan kehidupan rumah tangga dan keluarga Chairul, ketika Chairul bertemu dengan perempuan Jawa, Anita , yang tegas dan tegar.
Dalam buku ini, Chairul mengungkapkan bahwa, “bagi saya, ibu adalah segalanya.”

Chairul percaya bahwa surga ada di telapak kaki ibu. “Bila kita benar-benar berbakti kepada ibu sepenuh hati dan ikhlas, maka surga akan kita gapai di dunia. Itu yang saya alami sendiri,” demikian Chairul berpendapat.
Chairul juga menyampaikan pandangan-pandangannya tentang persoalan ekonomi dan menceritakan aktivitasnya sebagai pengusaha.(*)