Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tragis! Masjid di Myanmar Dibakar, Anak-anak Muslim Rohingya Hilang, Harta Benda Dijarah

"Tidak ada bantuan dari pemerintah, malah rumah rakyat telah hancur dan barang-barang mereka dijarah."

Editor: Edi Sumardi
TRIBUN TIMUR/EDI HERMAWAN
Ilustrasi 

'Trauma yang mendalam'

Wartawan AFP yang mengunjungi desa-desa yang dilanda konflik mengatakan asap rumah-rumah yang dibakar terlihat membumbung ke angkasa.

Ia mengatakan kekerasan yang tak menunjukkan tanda-tanda mereda.

Setidaknya 110 orang tewas, 11 di antaranya pejabat negara bagian, sementara ribuan warga sipil mengungsi ke Bangladesh.

Organisasi Migrasi Internasional (IOM) mencatat jumlah warga Rohingya yang mengungsi mencapai sedikitnya 18.445 orang.

"Kondisi mereka mengenaskan. Mereka sangat membutuhkan makanan, layanan kesehatan, dan tempat penampungan," kata Sanjukta Sahany, pejabat IOM di Cox's Bazar, di perbatasan Bangladesh-Myanmar.

Ia mengatakan banyak warga Rohingya ini 'yang mengalami luka, baik akibat tembakan senjata api maupun karena luka bakar'.

"Terlihat dengan jelas, orang-orang Rohingya ini trauma," kata Sahany.

Sementara, dikutip dari Al Jazeera, aktivis Rohingya dan blogger yang tinggal di Eropa, Ro Nay San Lwin mengatakan, ada sekitar 5 ribu hingga 10 ribu warga terusir dari tempat tinggalnya.

Dengan menggunakan jaringan aktivis di lapangan untuk mendokumentasikan konflik tersebut, San Lwin mengatakan bahwa masjid dan madrasah habis dibakar habis, serta ribuan Muslim kehilangan tempat tinggal.

"Paman saya sendiri terpaksa melarikan diri dari pemerintah dan militer," katanya kepada Al Jazeera.

"Tidak ada bantuan dari pemerintah, malah rumah rakyat telah hancur dan barang-barang mereka dijarah."

"Tanpa makanan, tempat berlindung dan perlindungan, mereka tidak tahu kapan kita akan dibunuh."

PBB mengutuk serangan oleh milisi Rohingya dan juga mendesak militer Myanmar melindungi warga sipil tanpa membedakan etnisitas atau agama.

Nasib 1,1 juta warga Muslim Rohingya di Myanmar menjadi salah satu persoalan serius yang dihadapi pemerintahan pimpinan Aung San Suu Kyi.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved