Dari Renovasi Sekolah, Bosowa Semen Membangun Mimpi Siswa SMPN 2 Rampi Meraih Pendidikan Lebih Baik
Rampi merupakan kecamatan dari hasil pemekaran wilayah Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, pada tahun 1999.
Penulis: Arif Fuddin Usman | Editor: Ardy Muchlis
Letak geografis, Rampi berbatasan langsung dengan Kecamatan Seko di sebelah barat. Sedangkan batas sebelah timur adalah Kecamatan Mangkutana, Kabupaten Luwu Timur. Sebelah selatan adalah Kecamatan Masamba.
Di bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah. Untuk mengaksesnya, dari Kota Masamba, Anda harus menempuh jarak 84 kilometer ke arah utara menuju Desa Onondowa (ibukota kecamatan).
Data statistik BPS sampai dengan tahun 2015, tingkat kepadatan penduduk di Rampi masih tergolong sangat rendah.
Dengan luas wilayah 1.565,66 Km² dan jumlah penduduk sebanyak 3.134 jiwa, maka tingkat kepadatan penduduk di kecamatan ini hanya sebesar 2 jiwa per Km².Ya, setiap kilometer luas wilayah di Rampi, rata-rata hanya didiami oleh 2 orang.
Pembangunan Sekolah
Meski lokasinya ada di pelosok dan sering disebut masih terisolir, tapi warga di Rampi enggan disebut terbelakang.
Karena memang sejatinya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah, perlahan tapi pasti juga sampai di Kecamatan Rampi.
Baca: Kok Bisa? 1 Liter Premium di Rampi Luwu Utara Dijual Rp 25 Ribu
Baca: Tak Ada Listrik, Jalan Rusak, Begini Kondisi Warga Rampi Luwu Utara
Dan Rampi ternyata tak tertinggal dalam urusan dunia pendidikan. Walau jumlah dan sebarannya masih terbatas, namun sarana pendidikan di kecamatan ini telah tersedia secara lengkap dari tingkat pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).
Sarana pendidikan TK berjumlah 6 unit --masing-masing desa punya, demikian pula SD sebanyak 6 unit. Adapun untuk sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) berjumlah 3 unit yang mewakili masing-masing dua desa dan sebuah sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) yang dibangun di pusat kota kecamatan di Desa Onondowa.

Tak terkecuali Desa Tedeboe yang jaraknya dari Desa Onondawa, ibukota Kecamatan Rampi sejauh 12 kilometer. Satu bukti, SMPN 2 Rampi berdiri sejak 13 Agustus 2008. Sekolah ini setelah hampir 10 tahun, baru-baru mengalami renovasi.
Sebelumnya sekolah yang beralamat di Dusun Porokiu, Desa Tedeboe, Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, Sulsel ini berupa bangunan papan kayu.
“Kini sudah menjadi sekolah bangunan semibatu dengan cor semen di bagian pondasi dan papan kayu serta atap seng untuk bagian atasnya,” kata Mujur.

Setelah direnovasi, SMPN 2 Rampi ini mampu menampung total peserta didik 75 orang dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 42 orang dan perempuan sebanyak 33 orang.
Jumlah guru di sekolah ini sebanyak 11 orang ditambah tenaga pendidik (Tendik) atau guru honorer sebanyak 8 orang, total ada 19 pengajar.
Baca: Tes Urine Sopir Truk, BNNP Sulsel: Bosowa Semen Patut Dicontoh
Baca: FOTO: Bosowa Semen Salurkan Bantuan CSR Pembuatan 383 Unit Jamban
“Data sarana dan prasarana di SMPN 2 Rampi, sekarang memiliki 4 ruangan, 3 ruang untuk kelas dan satu untuk ruang guru. Kami masih belum memiliki ruang laboratorium dan juga ruang perpustakaan. Data rombongan belajar, kelas 7 berjumlah 22 orang, kelas 8 berjumlah 26 orang, dan kelas 9 berjumlah 27 orang,” jelas Mujur.
Diangkut Ojek Atau Pesawat
Sebagai daerah yang terisolir, bahan bangunan seperti semen merupakan salah satu benda yang langka di Kecamatan Rampi.
Dari mana semen di Rampi? Ya namanya pelosok, tentu bahan bangunan harus didatangkan dari luar dengan harga layaknya emas.