Ini Puisi yang Dibacakan Wapres JK untuk Ibu Mufidah, 'Keras Perjuanganku Demi Menatapmu'
Dalam kesempatan tersebut Jusuf Kalla tampak romantis kepada Ida, sapaan Mufidah. Ia membacakan puisi untuk istri tercintanya.
Semua itu karena untuk melihat senyummu.
Saat orang tuaku melamarmu untuk jadi istriku, aku melihat cakrawala tersenyum perjuangan cinta bertahun tahun yang berbuah manis. Setelah kita menikah aku menjalankan perusahaan ayahku. kau sekretaris, merangkap keuangan karena kita belum bisa, memegang pegawai tambahan.
Di samping mengasuh anak dan mengurus rumah dengan baik. anak-anak kita kau asuh sendiri tanpa suster suster seperti cucu kita sekarang.
Selama 50 tahun kau chef terbaik yang ku kenal karnanya kita jarang makan di restoran. di kantor pun setiap hari kau kirim makanan. teman teman selalu menunggu apa yang akan kau hidangkan. Kau tahu cintamu terus mengitariku karena hidangan yang kau buat.
50 tahun kita jalani 33 tahun di makassar dan 17 tahun di jakarta. sungguh suatu perjalanan yang panjang. kita jalani hidup tanpa tanpa berubah kecuali
Aku suka kesederhanaanmu sejak pertama aku melihatmu dan sekarang kesederhanaanmu terindah. Secara ekonomi gaji pejabat negara tidak besar. termasuk Bapak Jokowi. lebih besar hasil usahamu yang bermacam macam, sampai tambak udang sambil menelpon dari meja riasmu.
Mungkin perpaduan semangat Minang dan Bugis yang kau alami. Kau perempuan hebat istriku.
Dalam aura kesederhanaanmu tersimpan energi yang dahsyat. Orang bugis tak fasih berkata kata indah. Kecintaannya ditunjukkan oleh perilaku, bahasa tubuh, dan senyumnya. Untuk romantispun aku tak pandai ucapkan dengan kata kata.
Karena itu aku minta maaf kepadamu, karena selama 50 tahun aku tak pernah beri bunga sambil berucap i love you.
Kisah Cinta Ucu dan Ida
Jusuf menikahi Mufidah, seorang wanita Minangkabau kelahiran Sibolga, Sumatera utara itu, tahun 1967.
Kala itu, JK baru diwisuda di Fakultas Ekonomi Unhas dengan predikat dukturandus (Drs), sedangkan Mufidah baru meniti karier di bagian kredit Bank BNI 1946 Makassar.
Mufidah adalah putri sulung pasangan pendidik sekaligus tokoh Muhammadiyah di Makassar; H Buya Mi'ad dan Sitti Baheram.
JK bertemu Mufidah kali pertama di SMA III Makassar, Jl Baji Areng, Makassar.
Novel itu sebagian besar mengupas setting cara "pacaran" dan PDKT remaja dan anak muda Makassar era 1960-an hingga 1970-an.