citizen reporter
ForK3 Sulsel, Disnaker dan Apindo Makassar Bakal Gelar Jambore K3
Pada diskusi kali ini terungkap bahwa tingkat implementasi sistem manajemen K3 di Indonesia masih tertinggal bila dibandingkan dengan negara lain.
Penulis: CitizenReporter | Editor: Jumadi Mappanganro
Ir Naim Hamid ST IPM
Sekjend Forum K3 Sulsel
Melaporkan dari Kota Makassar
PENGURUS Harian Forum Keselamatan dan Kesehatan Kerja (ForK3) Sulawesi Selatan menyelenggarakan diskusi publik, Kamis (24/8/2017).
Bertempat di Lounge Country Coffee and Resto, Kota Makassar. Membahas tema K3, Investasi atau Beban?
Ketua Forum K3 Sulsel A Adrianti Latippa SH, Kadisnaker Kota Makassar Andi Irwan Bangsawan MSi dan Ketua Apindo Makassar Ir Muammar Muhayang ST IPM tampil sebagai panelis diskusi.
Sementara Ir Naim Hamid ST IPM bertindak sebagai moderator .
Pada diskusi kali ini terungkap bahwa tingkat implementasi sistem manajemen K3 di Indonesia masih tertinggal bila dibandingkan dengan negara lain.
Contohnya di Jepang, meskipun sistem manajemen K3 di sana bersifat sukarela, tapi implementasi K3-nya sangat baik, budaya bersih, rapi, resik yang lazim dikenal budaya 5S (seiri, seiton, seiso, seiketsu dan shitsuke)
Pun budaya keselamatan di tempat kerja, semuanya berjalan baik. Yang membuat berdecak kagum, budaya keselamatan di luar pekerjaan di Jepang pun berjalan apik.
Seperti pengelolaan rambu di pemukiman, pengelolaan K3 di stasiun bus dan masih banyak lagi lainnya.
Padahal di antara negara-negara Asia hanya Singapura dan Indonesia-lah yang mewajibkan penerapan sistem manajemen K3.
Dengan keharusan tersebut maka sudah seyogyanya implementasi K3 jauh lebih baik. Namun realitanya tak bisa dipungkiri tingkat penerapan budaya K3 kita masih rendah.
Di samping itu permasalahan yang mendasari hal tersebut yakni masih ada stigma yang menganggap K3 sebagai beban yang tidak memiliki nilai investasi sehingga penerapannya belum optimal.
Pada akhirnya perbedaan cara pandang ini juga memengaruhi tingkat kedewasaan dalam pengelolaan aspek keselamatan dan kesehatan kerja di level perusahaan maupun negara.
Selain itu belum membudayanya konsep “keselamatan” dalam karakter masyarakat kita.
Ini ditengarai penyebab utama belum maksimalnya upaya dalam membangun budaya keselamatan.
Dari diskusi ini, salah satu rekomendasinya yakni membentuk komitmen terhadap K3 dan upaya bersinergis lintas sektoral.
Sebagai langkah awal Forum K3 Sulsel sepakat dengan Disnaker Kota Makassar dan Apindo Makassar akan menyelenggarakan “Jambore K3” sebagai wadah untuk mengampanyekan pentingnya budaya keselamatan.
Dari diskusi ini juga, para akademisi K3 dan praktisi K3 sepakat nantinya menggelar Seminar Nasional K3.
“Rencana menghadirkan pemerintah sebagai pemangku kebijakan, akademisi, praktisi K3, pengusaha dan perwakilan masyarakat,” ujar Ritha Latippa. (*)