Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jalan Beraspal di Makassar Bakal Dicampur Sampah, Tapi Bukan Jenis Ini

Olehnya itu, Pemerintah Indonesia sedang konsen untuk pembangunan jalan beraspal melalui bahan sampah plastik.

Penulis: Saldy Irawan | Editor: Anita Kusuma Wardana
MUH ABDIWAN
Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menghadiri pembukaan kegiatan International Symposium on Marine Plastic Debris yang berlangsung di Hotel Swisbell, Jl Ujung Pandang, Makassar, Rabu (9/8). Simposium tersebut untuk membahas dan merumuskan solusi penanggulangan sampah plastik di laut, dimana pemerintah Indonesia menargetkan akan mengurangi sampah plastik di laut hingga 70 persen selama delapan tahun mendatang. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemerintah Indonesia tek henti berbenah. Kali ini, Pemerintah melalui Kementrian Perekonomian dan Maritim RI mulai mengkaji kualitas infrastruktur jalan di seluruh daerah yang ada di Indonesia.

Menkomaritim RI Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Kementrian yang ia pimpin saat ini sedang mengkaji rencana pembangunan jalan aspal yang bahan materialnya bercampur dari sampah plastik.

Dari hasil penelitian tim Kemenkomaritim, jalan beraspal yang dibangun melalui bahan campuran sampah plastik itu ketahanan dan kualitasnya lebih baik.

Olehnya itu, Pemerintah Indonesia sedang konsen untuk pembangunan jalan beraspal melalui bahan sampah plastik.

"Tapi catat ya, sampah ini sampah plastik bukan sampah botol," kata Luhut, Rabu (9/8/2017), aaat di temui Swiss Bell Ujung Pandang, Kota Makassar.

Tak hanya kualitas, aspal ini akan mengurangi biaya atau pos angaran pembangunan jalan jenis aspal

"Posnya lebih murah, dari kajian itu sampai 8 persen turunnya," Luhut menambahkan.

Luhut mengungkapkan pembangunan jalan aspal di daerah sangat berpotensi menjawab persoalan persampahan.

Bagaimana tidak, untuk jalan 1 km dengan lebar 7 km, membutuhkan 2,5 ton sampah plastik.

Tentunya ini sangat baik, khususnya yang ada di kota - kota besar di Indonesia.

Luhut juga mengharapkan keterlibatan akademisi, khususnya Universitas Indonesia dalam setiap percepatan program pembangunan di Indonesia bagian timur.

Sementara itu, Kabid Preservasi dan Peralatan Jalan Balai Besar Pelaksana Jalan Sulsel Iskandar mengatakan stuktur jalan itu dimulai dari pondasi, dasar jalan, dan finishing di aspal.

Menurutnya dengan tiga struktur ini, ketahanan jalan akan lebih baik lagi.

Berbicara aspal kata Iskandar, itu bagian dari kenyamanan.

Bagaimana tidak, akhir dari sebuah proyek jalan adalah jika ketahanan aspalnya memiliki kualitas yang lebih baik.

"Kami dengar begitu jalan yang bercampur material sampah ketahanannya lama," kata Iskandar.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved