Fakta di Balik Lebaran dan Ketupat yang Harus Kamu Tahu
Ada beberapa hal dalam tradisi Idul Fitri yang sering kita temui atau ucapkan namun tidak kita ketahui asal muasalnya.
Penulis: Mahyuddin | Editor: Mahyuddin
TRIBUN-TIMUR.COM - Idul Fitri di Indonesia selalu dinanti karena saat itulah sanak saudara berdatangan dari jauh untuk saling mengucap maaf, bersilaturahmi, dan menyantap aneka makanan enak bersama-sama.
Ada beberapa hal dalam tradisi Idul Fitri yang sering kita temui atau ucapkan namun tidak kita ketahui asal muasalnya.
Berikut fakta menarik terkait Idul Fitri yang harus kamu ketahui
1. Lebaran
Kita semua tentu tak asing dengan istilah Lebaran yang diasosiasikan dengan Idul Fitri.
Namun tahukah kamu bahwa istilah Lebaran sebenarnya diserap dari tradisi Hindu.
Menurut MA Salmun dalam artikelnya yang dimuat di majalah "Sunda" pada tahun 1954, lebaran berarti 'selesai, usai, atau habis'.
Baca: Anda Dapat Ucapan Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Sambut Idulfitri? Jangan Salah, Ini Jawabannya
Dalam konteks Ramadhan, istilah ini dipakai untuk menandai berakhirnya puasa.
Mengapa sampai kemudian istilah ini dipakai? Bisa jadi, itu merupakan strategi para Wali di tanah Jawa agar umat Hindu yang saat itu baru memeluk Islam, tidak asing dengan agama yang baru dianutnya.
Namun makna itu sendiri masih bisa diperdebatkan.
Bahkan sebagian orang Jawa memiliki makna berbeda mengenai kata Lebaran.
Ada yang menganggap, Lebaran berasal dari bahasa Jawa yaitu "wis bar" atau sudah selesai.
Maksudnya, sudah selesai menjalankan ibadah Puasa.
Bar sendiri dianggap sebagai bentuk sederhana dari kata Lebar yang artinya telah usai.
2. Ketupat
Ketupat atau nasi lontong yang dikemas di dalam janur yang dijalin sedemikian rupa, adalah menu makanan tradisional yang selalu ada saat Lebaran, khususnya sejak hari ketujuh setelah jatuhnya 1 Syawal.
Umumnya, ketupat disajikan dengan menu lain seperti opor ayam.
Tapi tahukah anda bahwa ketupat yang memang asli Indonesia memiliki makna yang dalam?
Baca: Ini Negara Paling Awal dan Terakhir yang Rayakan Tahun Baru
Dalam tradisi Jawa yang kerap membangun simbol-simbol, ketupat atau kupat menyimpan makna simbolis yang berarti mengaku salah.
Kupat adalah akronim dari Ngaku Lepat atau mengakui kesalahan.
Karenanya, dengan memberikan atau menghidangkan ketupat untuk orang lain, dapat dimaknai sebagai ungkapan pengakuan salah sekaligus permintaan maaf.
Lantas dari mana tradisi kupat atau ketupat itu muncul? Lagi-lagi, sejumlah pendapat menyebut bahwa itu tak lepas dari peran para Wali yang menyebarkan Islam di tanah Jawa.
Tentu untuk membuat umat yang baru saja hijrah dari Hindu ke Islam, tidak lagi asing dengan agama yang baru dianutnya.(Surya.com)