Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

opini

Dimensi Sosial Ramadan

Terjadinya disparitas harga yang biasanya dipicu oleh ulah para broker itu sendiri.

Editor: Jumadi Mappanganro
zoom-inlihat foto Dimensi Sosial Ramadan
dok. tribun
Pengajar Ilmu Hukum dan HAM di Makassar

Oleh: Dr Abustan SH MH
Pengajar Perlindungan Konsumen

PENGHUJUNG Ramadan ini, tampak sekali adanya upaya berbagai pihak untuk mengantisipasi berbagai kebutuhan masyarakat. Tujuannya, demi tersedianya bahan pokok dengan harga yang murah dan terjangkau.

Fakta itu bisa dilihat, ketika masyarakat maupun lembaga pemerintah menjual bahan pokok dengan harga terjangkau yang digelar di sejumlah daerah dan instansi.

Maka, kondisi ini tidak mengherankan kalau animo masyarakat untuk membeli barang dari pasar murah masih sangat tinggi.

Hal itu disebabkan, karena di sisi lain kenaikan harga yang terkesan liar atau daya beli masyarakat tidak dapat mengimbanginya.

BACA juga opini: Awas Kospin Berkedok Umrah Murah

Bahkan masyarakat sangat tertekan atas pergolakan harga yang menjadi fenomena rutin pada setiap bulan Ramadan.

Dalam konteks itulah, belakangan ini muncul gugatan atas merebaknya mentalitas oportunis dan semangat aji mumpung untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya dari kalangan konsumen yang sedang terjepit oleh tuntutan kebutuhan yang meningkat.

Memang, tak dapat dipungkiri bahwa setiap kali datang Ramadan dan hari lebaran, maka selalu saja kita ‘disergap’ kewaspadaan.

Pertama, seperti terjadinya disparitas harga yang biasanya dipicu oleh ulah para broker itu sendiri.

Hal ini, sepertinya sudah jadi pola kebiasaan (rutinitas)harga barang-barang cenderung naik dibulan Ramadhan. Bahkan harga yang sudah naik itu semakin tinggi lagi ketika hari lebaran sudah dekat.

Bahkan bukan hanya pangan, melainkan juga ongkos angkutan transfortasi darat, udara, dan laut juga ikut naik.

Kedua, juga yang harus diwaspadai adalah tekanan inflasi yang meningkat. Kesemuannya ini mau tak mau tentu akan berdampak kepada konsumen itu sendiri.

Akhirnya, meski disadari perubahan harga tidak terlepas dari persoalan inflasi dan dinamika ekonomi secara keseluruhan.

Namun, pada bulan Ramadan ini seharusnya semangat oportunis yang mengabaikan prinsip kehidupan yang berdimensi sosial haruslah disingkirkan jauh-jauh. (*)

Catatan: Tulisan ini telah dimuat di kolom Inspirasi Konsumen halaman 29 Tribun Timur edisi cetak Senin, 19 Juni 2017

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved