Murid Kelas IV SD ini Jadi Pengusaha, Penghasilannya Fantastis, ini Bisnisnya
Meski masih bocah, naluri bisnis Muthia cukup tajam. Ia tak cuma melayani pemesanan teman sekolahnya.
TRIBUN-TIMUR.COM - Berawal dari coba-coba, bocah dari Bandar Lampung ini kini menjadi pengusaha cilik yang pandai berbisnis.
Adalah Muthia Rizky Ardana, murid kelas IV SD IT Muhamadiyah Bandar Lampung yang memasarkan kue lewat Instagram dan meraup omzet Rp 4 juta - Rp 8 juta per bulan.
Muthia mengaku senang bisa terjun di bisnis kue.
Ia mengisahkan, awalnya selalu membawa bekal kue buatan sendiri ke sekolah.
Banyak temannya yang mencicipi lalu ketagihan.
"Biasa bawa kue ke sekolah, eh, teman-teman pada suka dan minta lagi. Lumayan sekalian promosi di sekolah," katanya mengungkapkan, Rabu (17/5/2017).
Akhirnya, teman sekolah Muthia mulai memesan kue buatannya.
Meski masih bocah, naluri bisnis Muthia cukup tajam.
Ia tak cuma melayani pemesanan teman sekolahnya.
Ia mencoba memanfaatkan medsos Instagram untuk memasarkan kue buatannya.
Hasilnya pun memuaskan.
Kue buatan Muthia laris manis sejak dipromosikan lewat Instagram.
Muthia sendiri mengaku hobi membuat kue sejak kelas III SD.
Hobi itu turun dari sang ibu, Sussiana (37).
Ia kerap berkreasi mengolah dan memberi sentuhan akhir (finishing) kue buatannya.
Warga Jalan Purnawirawan, Gunung Terang, Bandar Lampung, Provinsi Lampung itu pun sudah melabeli hasil karyanya, yakni Uci Cake.
Disinggung omzet per bulan hasil penjualan, Uci Cake dapat meraup untung sekitar empat hingga delapan juta rupiah.
Kue buatan Muthia dan Sussiana adalah kue kering, banana pastry, bolen, cup cake, kue box, tart, dan lainnya.
Ada pula pengusaha cilik lain yang menjalani dunia bisnis sejak duduk di bangku SD.
Adalah Fatiha Aliya Rifqa Nayandra, murid kelas IV SD Ar Raudah, Tanjungkarang Barat, putri pertama pasangan Indra Ariadi dan Yuli Fitriani yang memanfaatkan YouTube untuk belajar membuat slime.
Slime buatan Fatiha awalnya dijual kepada teman-temannya di sekolah.
Selain itu, Fatiha memanfaatkan medsos untuk pemasaran lebih luas.
Fatiha mengaku semula coba-coba membuat slime sendiri.
Setelah melihat video cara membuat slime pada YouTube, ia dipandu sang ibu untuk membuat mainan tersebut.
"Awalnya cuma untuk main sendiri, terus ada teman sekolah yang mau beli makanya saya buat lagi," kata Fatiha.
Meski keuntungan yang diperolehnya tidak terlalu besar, berkisar Rp 200 ribu per bulan, tapi kreativitas Fatiha membuat orangtuanya bangga.
"Saya bangga dan senang dia (Fatiha) bisa memanfaatkan medsos (media sosial) untuk kegiatan positif. Membuat slime belajar dari YouTube. Dia beli bahan-bahannya sendiri, dia pakai dan jual ke teman-temannya," kata Yuli ditemui Tribun Lampung, Minggu (14/5/2017).
Menurut Yuli, putrinya belajar membuat slime ketika permainan itu mulai digandrungi anak- anak.
Fatiha iseng melihat pada YouTube tentang cara buat slime.
Ternyata bahan-bahanya mudah didapat.
Setelah beberapa kali mencoba, Fatiha pun berhasil membuat sendiri slime.
Yuli menjelaskan, slime buatan putrinya bukan untuk mencari keuntungan.
Ia mengaku hanya mengajarkan kepada Fatiha bagaimana memanfaatkan peluang bisnis, sekaligus memberi pengertian bahwa proses mencari uang tidak mudah.
"Kalau untuk usaha serius saya masih larang, karena masih sekolah," ujarnya.(heribertus sulis)
Berita ini sebelumnya dimuat pada Tribun Lampung berjudul Siswi SD dari Bandar Lampung yang Sudah Jadi Pengusaha Berpenghasilan Rp 8 Juta per Bulan.