Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bocah Malang di Rappang Sidrap ini Butuh Uluran Tangan Anda

Sudah seminggu warga Benteng, Kecamatan Baranti, Sidrap itu terbaring di rumah sakit tersebut tak sadarkan diri.

Penulis: Amiruddin | Editor: Mahyuddin
amiruddin/tribunsidrap.com
Mahardika terbaring koma di Rumah Sakit Arifin Nu'mang Rappang Sidrap. 

TRIBUNSIDRAP.COM, PANCA RIJANG - Pasangan Rasmi (37) dan Supardi (47) hanya tidak bisa berbuat banyak atas penyakit yang mendera bayinya yang baru berusia satu tahun lima bulan.

Bayi yang diberi nama Mahardika itu terbaring tak sadarkan diri di Rumah Sakit Arifin Nu'mang, Jl Poros Rappang, Panca Rijang, Sidrap.

Sudah seminggu warga Benteng, Kecamatan Baranti, Sidrap itu terbaring di rumah sakit tersebut tak sadarkan diri setelah menjalani imunisasi.

Laiknya anak seusianya yang mengalami demam pascaimunisasi, Mahardika pun mengalami hal yang sama.

Namun beberapa hari pascaimunisasi, demam Mahardika tak kunjung berhenti.

Bahkan ia sudah mulai mengalami kejang-kejang tak sadarkan diri.

Baca: Anggota DPRD Sidrap Santuni Penderita Leukimia di RS Wahidin Sudirohusodo

Rasmi, sang ibu pun mulai panik, hingga berinisiatif membawanya ke Rumah Sakit Arifin Nu'mang.

"Mulaima takut, karena demamnya tak berhenti dek. Meskipun ini sangat terpaksa saya bawa ke rumah sakit, karena kami tak punya uang," kata Rasmi berlinang air mata kepada TribunSidrap.com, Kamis (11/5/2017).

Selama dirawat di rumah sakit pun, Rasmi tak kuasa berbuat banyak.

Rasmi hanyalah penjual emping, sedang sang suami tak bisa lagi bekerja.

Suaminya Supardi kini menderita stroke.

Stroke menderanya saat Rasmi masih mengandung Mahardika.

"Kami keluarga tidak mampu dek. Tempat tinggal kami saja harus meminjam tanah milik orang lain untuk mendirikan gubuk," katanya.

Baca: Ini Keinginan Bupati Sidrap Sebelum Masa Jabatannya Berakhir

Selama dirawat di rumah sakit Mahardika sudah menghabiskan 50 botol cairan infus, dan 8 tabung oksigen.

Ia dirawat menggunakan kartu Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).

"Saya disarankan oleh dokter untuk merujuk Mahardika ke Makassar dek. Tapi kami tak punya uang untuk biaya anak kami," ujarnya sambil mencium putera semata wayangnya itu.

Kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan membuatnya banyak berserah diri.

Sudah seminggu lamanya sang buah hati dirawat tak sadarkan diri.

Selama itu pula Rasmi dan Supardi hanya bisa berdoa untuk kesembuhan anaknya, sambil berharap kelak anaknya bisa sehat.

"Sederhana doaku dek, semoga anak kami ini bisa bertahan hidup dan Tuhan mengangkat penyakitnya," tuturnya.

Ada empat saudara Mahardika telah lebih dahulu berpulang.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved