Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hardiknas 2017

Suci Rahmawati, Tak Mau Menyerah Karena Perbedaan

Dia adalah Suci Rahmawati (11), siswa kelas VI Sekolah Dasar Luar Biasa (SD_LB) Pembina Tingkat Sulawesi Selatan.

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Suryana Anas
handover
Suci Rahmawati (11), siswa kelas VI Sekolah Dasar Luar Biasa (SD_LB) Pembina Tingkat Sulawesi Selatan. Ia menjadi salah satu orang, sekaligus satu-satunya siswa yang diberi penghargaan oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo. 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizam Syam

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Gadis kecil berkebutuhan khusus itu tampak begitu sumringah begitu namanya disebut oleh MC untuk naik ke panggung. Memakai pakaian merah putih, perempuan kecil yang duduk di kursi roda itu didorong oleh ibu dan guru pendampingnya menuju ke panggung, di hadapan ribuan pelajar se Sulsel.

Dia adalah Suci Rahmawati (11), siswa kelas VI Sekolah Dasar Luar Biasa (SD_LB) Pembina Tingkat Sulawesi Selatan.

Hari Pendidikan Nasional 2017 mungkin menjadi salah satu hari yang tak terlupakan bagi Suci Rahmawati. Ia menjadi salah satu orang, sekaligus satu-satunya siswa yang diberi penghargaan oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo.

Suci merupakan anak berkebutuhan khusus yang cukup berprestasi. Ia diberi penghargaan karena prestasinya dengan menjuarai lomba mendongeng tingkat Sulsel.

Berkat prestasinya itu juga, gadis kelahiran Makassar, 11 Desember 1995 itu juga didaulat untuk mewakili Sulsel pada lomba yang dilaksanakan di Provinsi Riau, April lalu.

Tak hanya itu, Suci juga telah dijadwalkan untuk kembali mewakili Sulsel pada ajang Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Berseri, di Jakarta.

Suci mengatakan sangat bangga dengan apa yang bisa ia raih. Ia tak pernah menyangka akan diperhatikan oleh pemerintah

"Saya senang dan bangga, tidak menyangka kalau akan diberi penghargaan dan diundang ke sini (Rujab Gubernur)," kata Suci.

Ibu kandung Suci, Mardianah juga tak mampu menutupi rasa harunya saat putri keduanya itu diberi penghargaan. Matanya berkaca-kaca menyaksikan anaknya diberi penghargaan langsung oleh Gubernur.

Ia mengatakan, penghargaan ini sebagai motivasi dan juga inspirasi bagi orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus untuk tetap semangat dan tidak minder.

"Saya bersyukur karena pak Gubernur mengangkat derajat anak berkebutuhan khusus. Ini bisa menjadi inspirasi bagi orang lain yang juga memiliki ABK, jangan minder menampilkannya di muka umum," ujar Mardianah.

Ia juga meminta para orangtua ABK tak perlu malu pada kondisi anaknya. "Jangan malu atau mau disembunyikan. ABK itu bisa disejajarkan dengan anak normal," kata dia.

Mardianah melanjutkan, Suci memang memiliki imajinasi yang tinggi sejak kecil. Ia kerap memerankan tiga karakter saat bermain dengan boneka-boneka kesayangannya.

"Dari kecil hobi berimajinasi, dia bisa memerankan dua peran atau lebih.saat mendongeng di memerankan tiga suara yaitu buaya, kodok, dan dia sendiri. Kebiasaanya itu muncul dari kecil saat main boneka," ungkapnya.

Mardianah juga selalu memberi motivasi kepada putrinya saat akan mengikuti lomba. "Saya selalu bilang ke anak saya, jangan merasa minder atau takut, biasa biasa saja. Jangan menyerah karena kamu berbeda, karena sebenarnya kamu sama dengan anak-anak normal lainnya," ujarnya.

Sementara itu, salah satu guru Suci, Hasnidar mengatakan, Suci adalah anak yang suka membaca, dan memiliki semangat yang sangat besar.

Semangatnya itu yang membuatnya menjadi siswa berprestasi. Oleh karena itu, Hasnidar berharap semua orangtua yang memiliki ABK, agar dapat memperhagikan pendidikan anaknya.

"Ada orangtua yang tidak peduli sama anaknya yang berkebutuhan khusus, katanya untuk apa sekolah. Mudah-mudahan orangtua seperti itu ada dorongan untuk menyekolahkan anaknya di SLB," kata dia. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved