Pilgub DKI Jakarta
Ahok Geram, Facebookers Ungkap Jika Begini Cara Merekayasa Karangan Bunga untuk Ahok-Djarot
Pengantar bunga tidak henti-hentinya mengantar karangan bunga tersebut dan meletakannya di tiap sudut Balai Kota DKI Jakarta.
TRIBUN-TIMUR.COM - Karangan bunga untuk Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat memenuhi Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, sejak akhir pekan lalu.
Pengantar bunga tidak henti-hentinya mengantar karangan bunga tersebut dan meletakannya di tiap sudut Balai Kota DKI Jakarta.
Ahok, sapaan Basuki oun dibuat bingung melihat karangan bunga terima kasih yang terus datang.
"Ya aku juga enggak tahu bagaimana mau ngeremnya nih," ujar Ahok, Selasa (25/4/2017).
Ahok mengatakan, awalnya dia berniat untuk mengirim kembali bunga-bunga yang dia terima sebagai ucapan terima kasih.
Namun, kebanyakan karangan bunga tersebut datang tanpa disertai alamat pengirim.
Jumlahnya pun semakin banyak setiap harinya.
"Beberapa kita mau kirim terima kasih, tapi juga enggak tahu alamatnya di mana," ujar Ahok.
Belakangan, muncul isu jika karangan bunga tersebut merupakan hasil rekayasa para pendukung Ahok dan Djarot.
Betulkah demikian?
"Kamu coba tanya saja sama mereka (warga) sendiri," kata Ahok seraya menunjuk warga yang tengah mengerubutinya di pendopo Balai Kota, Rabu (26/4/2017).
Nada bicaranya meninggi ketika disinggung soal screenshot percakapan melalui WhatsApp.
Screenshot tersebut tersebar pada media sosial.
Di dalam screenshot tersebut seolah-olah tukang bunga sedang berbalas pesan WhatsApp dengan Ahok.
Ahok disebut memesan 1.200 karangan bunga dan dikirim ke Balai Kota DKI Jakarta secara bertahap agar terlihat alami.
Pada screenshot tersebut, Ahok disebut menginstruksikan bunga berasal dari semua kalangan, serta dapat dimuat media sosial.
"Lu baca aja, bikin capture-an palsu aja bodoh. Hijaunya (bagian percakapan berwarna hijau pada WhatsApp) kebaca ke siapa? Lo perhatiin betul-betul," kata Ahok.
Ahok merasa kesal kepada pihak yang merekayasa percakapan tersebut.
"Orang yang bikin itu ya, maunya apa dari gue gitu lho? Lu tanya maunya dia apa yang bikin itu," kata Ahok sambil menunjuk-nunjuk wartawan yang menanyakan hal itu.
Kendati Ahok membantah rekayasa, namun komentar negatif pada media sosial Facebook tetap tak terbendung.
Facebookers malah secara terang-terangan menuding adanya rekayasa.
Karangan bunga kabarya dipesan kader partai pendukung Ahok dan Djarot seolah-olah dipesan oleh warga.
Berikut ini komentar facebookers yang disalin dari fanpage Tribunnews.com.
Pemilik akun Edy Poponk Poernawan menulis, "Ya mau ga mau bunga itu harus dianter,cuma tadinya itu pesanan bunga dipesan dari partai pendukung dan cukong untuk merayakan kemenangan Ahok...berhubung Ahok KO ya tetep aj dikirim cuma temanya udah lain!."
Pemilik akun Sobinta Hada menulis, "Orang be** juga tau kalau semua hasil rekayasa, mau tau alasannya
1. Masa pemerintahan ahok berakhir bulan oktober tapi deadflower dibuat bulan mei .....
2. Pemberian karangan bunga dalam waktu bersamaan dan pada toko yang sama.
3. Bukan rakyat kecil, jelas ga mampu beli karangan bunga, makan aja susah..
4. Yang hadir di Balai Kota juga waktunya bersamaan seperti pengerahaan masa.
Jadi kesimpulannya 90% bunga Itu dibeli oleh timses ahok.
Dari sisa dana kemenagan yang direncanakan di bunderan HI, Pulau Seribu, semua tidak jadi dilaksanakan karena hampir disemua wilayah ahok kalah. Yang ada sekarang warga Jakarta semua bersyukur punya gubernur baru."
Pemilik akun Thotho Murdianto DaengAco menulis, "Tadinya tu karangan bunga mw ditulis "selamat atas terpilihx sbg gubernur"
Tpi krna kalah trus tuh bunga terlanjur dipesan ya udah ganti tulisanx trus kirim dah..
Jgn kata bunga.. Sapi sja kebeli, sembako dah bejibun tuh belum sempat dibagi.."
Pemilik akun Adi Putra Taurus menulis, "Hahaha ternyata semua karangan bunga ini d pesan d 1 toko yg memesan kader PDIP biar seolah olah itu semua dr warga.. hahahaha beginilah cara ahoker menghibur diri nya..."
Pemilik akun Suryadi Yamin menulis, "Selamat atas karangan bunganya, bagus pesan karangan bunganya banyak-banyak, mungkin dananya ga sempat terbagi saat pilkada yang lalu."
Pemilik akun Ici Cibay menulis, "Pendukung ahok emang aneh, dari awal keluar uang, udah kalah masih juga keluar uang, ahok menangpun gak dapat apa apa."
Pemilik akun Ofik Billjag menulis, "Lha wong yg membuat "smua itu" hanya beberapa otak y mudah saja,untuk menghebatkan ahok."
Fadli Zon Menyesalkan
Menanggapi fenomena banyaknya karangan bunga untuk Ahok-Djarot, Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon mengatakan, dana untuk membeli karangan bunga itu lebih baik disumbangkan kepada yang membutuhkan.
"Kalau satu karangan bunga saja seharga Rp 700 ribu sampai Rp 1 juta kalau dikali 1000 itu lumayan sekali," ujarnya saat ditemui di Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/4/2017), dikutip dari Tribunnews.com.
Fadli Zon juga menyesalkan jika fenomena tersebut direkayasa untuk memberi kesan pencitraan tertentu.
"Sayang sekali kalau digunakan untuk pencitraan karena saya dengar karangan bunga itu sebagian besar dipesan dari toko yang sama," katanya.
Fadli Zon yakin toko langganan untuk karangan bunga tersebut menuai untung.
"Saya kira juga tidak masalah karena toko yang menjadi langganan pasti untung besar," tegasnya.