Menyedihkan, Curhat Penyesalan Sang Ibu Gara-gara Terlalu Manjakan Anaknya Pakai Gadget
Kebanyakan anak-anak menggunakan perangkat tersebut untuk menonton video klip, program televisi, main game, maupun aplikasi.
Keanehan lainnya dan yg paling mengkhawatirkan adalah kurangnya kosa kata yg bisa dia ucapkan. Padahal anak2 seumuran dia seharusnya sudah bisa berbicara dgn kosa kata yg lebih variatif.
Dalam hati saya sudah was was...khawatir dengan perkembangan anak lelaki semata wayang saya.
Sempat konsultasi dengan dokter anak mengenai adakah hubungan antara riwayat alergi tinggi yg di derita Shafraan dengan kondisinya ini.
Dan jawabannya adalah tidak ada. Kemungkinan besar pengaruhnya adalah kurangnya interaksi dari orangtua dan anggota keluarga yg kurang berkomunikasi/menstimulasi Shafraan agar memperbanyak kosa katanya.
Dan hati kecil saya berbisik...gadget-lah penyebabnya.
Sejak saat itu saya mulai membatasi penggunaan gadget di rumah.
Seringkali saya mesti kewalahan menghadapi tantrumnya Shafraan krn saya berkeras tidak memberikan gadget ke dia.
Dia ngamuk,nangis,melempar semua barang ke arah saya dan siapa saja yg ada di dekatnya termasuk kakak2nya.
Dia susah makan,susah tidur dan rewel. Sangat rewel.
Itu berlangsung sekitar 3 hari. Dan pada akhirnya kasihan.
Itulah alasan akhirnya saya memberikan lagi gadget ke dia.Dan keadaan rumah jadi tenang kembali.
Puncaknya sekitar 2 bulan yg lalu saya ke RS buat imunisasi si debay Raisha.
Ketemu sama dokter dibagian tumbuh kembang anak yg komunikatif sekali. Semua permasalahan kami konsultasikan termasuk bertanya tentang kondisi Shafraan.
Akhirnya dokter coba mengetes motorik halusnya.D an hasilnya semua stimulator bisa Shafraan buat dan pertanyaan dari dokter bisa dia jawab walaupun kata2nya belum terlalu jelas.
Alhamdulillah berarti Shafraan normal2 saja. Mungkin hanya masalah waktu saja sampai dia bisa bicara dgn jelas krn setahu saya anak laki2 memang agak lambat soal masalah bicara dibanding anak perempuan. Begitu pikir saya.