Murah dan Berkualitas, Pasar Cakar di Terminal Calaccu Wajo Selalu Dipadati Pembeli
Cakar yang digantung biasanya memiliki kualitas lebih tinggi dibanding yang ditumpuk atas terpal.
Penulis: St Hamdana Rahman | Editor: Mahyuddin
Laporan Wartawan TribunWajo.com, St Hamdana Rahman
TRIBUNWAJO.COM, TEMPE - Terminal Calaccu di Jl A Mori, Kota Sengkang, Kabupaten Wajo, disulap menjadi pasar pakaian bekas import atau biasa disebut Cap Karung (Cakar) setiap Rabu dan Sabtu malam.
Para pedagang di pasar itu menjajakan dagangannya dengan menumpuk pakaian itu di atas terpal
Ada juga pakaian cakar yang digantung.
Cakar yang digantung biasanya memiliki kualitas lebih tinggi dibanding yang ditumpuk atas terpal.
Harganya pun cenderung lebih mahal.
Baca: Pasar Senggol, Pusat Penjualan Cakar di Parepare
Ada berbagai jenis Cakar yang dijual.
Diantaranya baju, celana, tas, sepatu, kaos kaki, boneka dan jilbab.
Harga murah dan kualitas tinggi menjadikan Cakar laris manis diserbu warga.
Pedagang Cakar asal Kabupaten Sidrap Nurhayati mengatakan, ia biasa meraup omzet sekitar Rp 6 juta sekali jualan.
"Saya rata-rata menjual 30 lembar setiap jualan dengan harga perlembar itu Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu," ujar Nurhayati saat ditemui TribunWajo.com di lapaknya, Rabu (29/3/2017).
Jenis pakaian cakar yang dijualnya adalah Cakar 'buda-buda'.
Baca: VIDEO: Begini Suasana Pasar Cakar di Terminal Callaccu Wajo
Kata 'buda-buda menurut Nurhayati, menunjukkan pakaian untuk anak umur balita hingga anak usia sekolah dasar.
Nama 'buda-buda' sendiri diambil dari bahasa melayu yang artinya anak kecil.
Harga Cakar di Wajo mulai dari Rp 5 ribu hingga ratusan ribu.
Pasar Cakar dibuka dari sore hingga tengah malam.(*)
