VIDEO: Curahat Hati Mantan Superintendent PT Inco
Sawedi dinilai sukses menempatkan diri di tempat yang layak di sisinya dan mampu menghasilkan karya akademik tanpa melibat kepentingan subyektivitas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Apa jadinya jika aktivis, pegiat kajian kiri di zaman mahasiswa, serta mantan super, beberapa tahun menjadi Superintendent Community Relations dan Superintendent Communication PT Inco menulis buku perlawanan terhadap perusahaan tambang?
Itulah yang terjadi dengan Sawedi Muhammad. Dosen Pascasarjana Sosiologi Universitas Hasanuddin (Unhas) menulis buku Gelombang Perlawanan di Tepian Matano, Resistensi Masyarakat Sorowako terhadap PT Inco.
Buku setebal 196 halaman itu diterbitkan Penerbit Ininnawa, Januari 2017, dan didiskusikan dan dibedah di Gedung Tribun Timur, Jl Cendrawasih, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar, Kamis (23/3/2017) sore. Diskusi dan bedah buku yang dipandu Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol Unismuh Andi Luhur A Prianto itu dihadiri puluhan akativis dan mahasiswa.
Baca: Buku Gelombang Perlawanan di Tepian Matano Dibedah di Tribun Timur
Tak pelak, Budayawan Sulsel Alwy Rachman, Arkeolog Unhas Iwan Sumantri, Sekretaris Jurusan Sosiologi Fisipol Unhas Dr Mansyur Radjab, Wakil Direktur Walhi Sulsel Muhammad Al Amin, dan Ketua FIK Ornop Sulsel Asram Jaya menyebut Gelonbang Perlawanan di Tepian Matano adalah buku ‘wajib’ dibaca bagi para aktivis dan praktisi dunia tambang.
Sawedi dinilai sukses menempatkan diri di tempat yang layak di sisinya sehingga mampu menghasilkan karya akademis tanpa melibatkan kepentingan subyektivitas sebagai orang yang pernah “hidup” di pusaran PT Inco (kini PT Vale).
Tapi tidak mudah bagi Sawedi. Seperti itulah yang dia gambarkan dalam video ini.(*)
Baca beritanya secara berkala di Tribun Timur cetak mulai edisi Jumat (24/3/2017)