Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

80 Persen LGBT di Makassar Adalah Mahasiswa

hasil survei kelompok LGBT di Kota Makassar menunjukkan 80 persen merupakan mahasiswa.

Penulis: Hasrul | Editor: Anita Kusuma Wardana
HANDOVER
Fakultas Psikologi Universitas Bosowa (Unibos) gelar Talkshow dengan tema Deteksi Orientasi Seksual dan Hidup Tenang Dengan Fitrah, di Auditorium Aksa Mahmud Lt 9 Gedung II Unibos, Rabu (1/3/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Timur Hasrul

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR-Fakultas Psikologi Universitas Bosowa (Unibos) gelar Talkshow dengan tema Deteksi Orientasi Seksual dan Hidup Tenang Dengan Fitrah, di Auditorium Aksa Mahmud Lt 9 Gedung II Unibos, Rabu (1/3/2017).

Kegiatan yang diselenggarakan atas kerjasama Yayasan Peduli Sahabat tersebut dihadiri kurang lebih 100 peserta, bukan hanya dari Fakultas Psikologi Unibos tetapi juga ada dari masyarakat luar yang tertarik pada topik tersebut.

Panitia pelaksana menghadiri dua narasumber yaitu Agung Sugiyarto SPd dan Trisnawaty Azis SPsi MPsi

Psikolog, Trisnawaty Azis yang menyelesaikan studi magister di Universitas Tarumanegara mengungkapkan bahwa hasil survei kelompok Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender (LGBT) di Kota Makassar menunjukkan 80 persen merupakan mahasiswa.

Trisnawaty Azis yang juga Dosen di UIN Alauddin Makassar mengatakan, salah satu penyebab terjadinya penyimpangan tersebut ialah rendahnya peran orangtua sebagai tempat pengembangan apresiasi diri.

“Bagi anak remaja saat ini yang telah terjerumus kedalam kelompok-kelompok yang dimaksud memang tidak dapat disalahkan sepenuhnya," kata Trisnawaty Azis.

Alasanya ialah orientasi seksual dalam kehidupan remaja terkait kasus LGBT dipengaruhi dari beberapa faktor seperti lingkungan, biologi dan kognitifnya. Hal tersebut yang bisa mengubah cara pandang kehidupan termasuk membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang bersangkutan.

Psikolog yang juga merupakan salah satu konsultan di Makassar ini menambahkan, yang perlu ditekankan bagi seseorang untuk keluar dari persoalan adalah dengan memahami kebermaknaan hidup.

Sementara itu, Agung Sugiyarto yang akrab disapa Sinyo Egie menuturkan jika untuk menghindarkan remaja dari kelompok LGBT dapat dimulai dengan pembentukan karakter sejak dini.

Konselor sekaligus Ketua Peduli Sehat tersebut menambahkan jika penguatan karakter sejak balita dapat mengatasi trauma pada diri seseorang.

Sebab trauma yang berkepanjangan jugalah yang mampu memicu terjadinya "salah alur” bagi para remaja dalam memahami kehidupan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved