Miris, Ibu dan Anak di Pinrang Ini Sudah 10 Tahun Hidup di Gubuk, Makan Nasi Garam
Sang ibu menjadi tulang punggung, membesarkan, menyekolahkan, Arat tanpa kehadiran suami.
Penulis: Hery Syahrullah | Editor: Ilham Mangenre
Awalnya Hasnaeni tinggal bersama suaminya, Larappe.
Namun, sang suami telah wafat tiga tahun lalu.
Sejak saat itu, Hasnaeni mulai berjuang sendiri dan menghidupi putranya.
Sang ibu menjadi tulang punggung, membesarkan, menyekolahkan Arat tanpa kehadiran suami.
"Saya sudah 10 tahun di sini," kata Hasnaeni kepada tribunpinrang.com.
"Saya bekerja saat musim panen padi tiba. Kalau bukan waktu panen, yah tinggal saja di rumah," katanya.
Menu nasi dan lauk garam sudah menu sehari-hari Hasnaeni dan Arat.
"Kadang-kadang juga hanya makan buah pisang," ucap Hasnaeni dengan nada pelan, sambil mengelus kepala Arat.
Di tengah keadaan yang serba kekurangan, Hasnaeni hanya bisa berharap belas kasih orang lain.
Namun, dia pantang mengemis.
"Kami tentu mengaharapkan bantuan, tapi tidak dengan menjadi peminta-minta," katanya. (*)