Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Korban Tragedi Crane di Mekkah Asal Sidrap Tagih Janji Raja Salman

Mendengar berita Raja Salman akan berkunjung ke Indonesia, jamaah haji Kloter UPG-002 tahun 2015 silam itu, berharap dapat menerima santunan yang dija

Penulis: Amiruddin | Editor: Mahyuddin
amiruddin/tribunsidrap.com
H Saharmi Bin Umar Passire saat ditemui di rumahnya, Jalan Mangkau, Rijang Pitu, Maritengngae, Sabtu (26/2/2017) petang 

Laporan Wartawan TribunSidrap.com, Amiruddin

TRIBUNSIDRAP.COM, PANGKAJENE - Rencana kedatangan Raja Salman ke Indonesia pada awal Maret ini, memunculkan banyak harapan.

Pemerintah Indonesia di bawah kendali Jokowi-JK, tentu berharap ada dampak positif dari kedatangan Raja Arab Saudi itu.

Kedatangan Raja Salman bersama beberapa Pangeran, beserta 1.500 rombongan itu diharapkan membawa angin segar bagi iklim investasi tanah air.

Namun, di balik semua itu ada harapan dari 53 korban tragedi jatuhnya crane di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Jumat (11/9/2015), dua tahun silam.

Salah seorang korban yang mengalami luka cukup parah berasal dari Kabupaten Sidrap.

Namanya, Saharmi Bin Umar Passire (58).

Warga Jalan Mangkau, Rijang Pitu, Maritengngae, Sidrap.

Saharmi menceritakan kepada TribunSidrap.com, detik-detik crane menimpa jamaah saat berada di Masjidil Haram, Arab Saudi.

"Kebiasaan saya setelah Salat Ashar, pasti beriktikaf sampai Salat Isya. Nah jelang Salat Maghrib itu, saya tertimpa crane nak," kata Saharmi saat ditemui di rumahnya, Minggu (26/2/2017).

Saharmi menyebut akibat tertimpa crane, kornea mata dan saraf-saraf matanya pecah.

Mata sebelah kirinya bahkan kini tak bisa lagi melihat, seperti sebelum ia berangkat ke tanah suci.

"Selain mata, betis dan tangan saya ini juga luka," ujar Kepala SDN 7 itu sambil menunjukkan bekas lukanya.

Sampai saat ini, ia masih sering merasakan sakit pada betis, tangan, dan matanya itu.

Kepala SDN 7 Pangkajene itu, mengaku selama dirawat di Rumah Sakit Al Nur Arab Saudi ia sempat dikunjungi beberapa pejabat kerajaan Arab Saudi.

"Pihak kerajaan Arab Saudi, Menteri Agama, dan Bupati Sidrap Rusdi Masse (RMS) juga sempat menjenguk," ujar ayah tiga anak itu, sambil menunjukkan foto selama dirawat di Arab Saudi.

Setelah kembali ke tanah air, suami Darmawati Bin Sahibu itu, masih harus menjalani perawatan.

"Kurang lebih 3 bulan, mata saya bengkak. Konon karena air mata yang tersumbat," kata pria kelahiran Lautang Salo, 31 Februari 1958 itu.

Ia mengisahkan selama pulang ke tanah air, harus tetap mengontrol kesehatannya.

"Saya pulang pergi Sidrap-Makassar untuk berobat nak," katanya

Mantan Kepala SDN 9 Rawa, Watang Pulu itu mengaku, selama ini belum pernah mendapat santunan.

Ia hanya mendapat Rp 5,5 juta dari asuransi haji.

"Sempat dengar ada janji akan diberi santunan dari pemerintah Arab Saudi, tapi sampai detik ini belum ada satu sen pun saya terima nak," katanya yang mengaku mendengar isu itu hanya dari media.

Selama melakukan perawatan, ia sudah mengeluarkan uang pribadi hingga puluhan juta.

"Sampai saat ini, saya masih sering kontrol kesehatan nak, dan itu menggunakan biaya pribadi," tambahnya.

Mendengar berita Raja Salman akan berkunjung ke Indonesia, jamaah haji Kloter UPG-002 tahun 2015 silam itu, berharap dapat menerima santunan yang dijanjikan.

"Kalau toh pernah berjanji, saya kira janji itu harus dilunasi nak," ujarnya penuh harap.

Ia mengaku masih sering berkomunikasi dengan sesama korban crane yang selamat asal Indonesia lainnya.

"Jawaban mereka sama nak. Belum ada realisasi janji itu," ujarnya lagi.

Kini, mata kiri jamaah haji yang sempat menunggu pemberangkatan selama 7 tahun itu, divonis tak bisa lagi melihat oleh dokter di Arab Saudi dan Indonesia.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved