Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Baju Bodo Modifikasi Jadi Tren Pengantin Hijabers

Baju bodo modifikasi ini merupakan perpaduan antara baju bodo klasik dan modern.

Penulis: Nurul Adha Islamiah | Editor: Ina Maharani
TRIBUN TIMUR/MUHAMMAD ABDIWAN
Desainer dan pemilik Rumah Pengantin H Yoenan, H Yunan Arfani menjelaskan mengenai tren baju bodo (adat) modifikasi yang bakal kembali menjadi tren seperti 2016 lalu. 

Laporan Wartawan Tribun Timur Nurul Adha Islamiah

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Desainer dan pemilik Rumah Pengantin H Yoenan, H Yunan Arfani juga memprediksi tren baju bodo (adat) Modifikasi bakal kembali menjadi tren seperti 2016 lalu.

Baju bodo modifikasi ini merupakan perpaduan antara baju bodo klasik dan modern. Memadukan ragam ornamen, bentuknya agak kembung dan dilonggarkan pada bagian perut serta panjangnya menjuntai panjang ke lantai.

"Tak sedikit pula kaum Hijabers dan muslimah memilih baju bodo modifikasi untuk dikenakan di hari bersejarahnya. Makanya kami siapkan dalam bentuk lengan panjang," katanya.

Proses perancangan baju bodo juga sarat makna. Satu hal yang tak boleh terlupakan adalah memasukkan unsur orisinal adat Bugis Makassar berupa ornamen "cappa-cappa" yang berarti pinggiran baju. Namun, jika sudah jadi, ornamen pinggiran ini sering disebut sebagai "pattirang" yang berarti pinggiran baju bodo.

Untuk memproduksi baju bodo biasa, H Yunan hanya membutuhkan waktu satu hingga dua jam. Sedangkan untuk baju modifikasi biasanya hingga dua hari mengingat tingkat kerumitan dan detail baju yang dibuat.

Pria kelahiran Bone ini menyebut masih banyak calon pengantin memilih penanggalan Islam saat akan menentukan waktu dan tanggal pernikahan. Pada umumnya orang Bugis Makassar memilih bulan Rajab untuk melangsungkan pernikahan. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved