Mengejutkan! Ternyata Segini Bayaran dan Syarat Ikut Reality Show Take Me Out
Take Me Out Indonesia merupakan acara yang bertemakan pencarian pasangan.
TRIBUN-TIMUR.COM - Apakah Anda serring menonton acara reality show Take Me Out Indonesia?
Acara realitas yang ditayangkan Antv dan Indosiar sejak tanggal 19 Juni 2009 sampai sekarang.
Take Me Out Indonesia merupakan acara yang bertemakan pencarian pasangan.
Dalam acara ini, 30 orang wanita lajang berdiri di belakang podium untuk memilih 7 orang pria lajang yang akan diperkenalkan satu persatu.
Pada tanggal 26 Maret 2010, Take Me Out Indonesia dinobatkan menjadi acara reality show terfavorit pada malam penganugerahan Panasonic Gobel Awards 2010.
Sebelumnya acara ini dipandu Choky Sitohang sebelum diganti Eko Patrio.
Mungkin banyak yang bertanya bagaimana caranya tampil di acara tersebut?
Di akhir acara biasanya ditanyangkan bagaimana cara agar bisa masuk acara tersebut, namun tak dirinci syaratnya seperti apa.
Akun instagram lambe_nyinyir memposting broadcast pencarian pemeran cowok Take Me Out yang membuat netizen terkejut.
Berikut isi broadcast tersebut:
Syaratnya
-Belum menikah
-Bekerja
-Punya keahlian
-good looking
Fee per episode
-Rp 750 ribu
-Rp 2 juta (bila mendapatkan pasangan)
tangoalfaindia: Hahahha temen gw jg pernah dpt broadcast ini nih
septi_radityakenziro: Itu syettingan tohh yg kata dapet 10jeti itu
bebyclara: Veenya 500rb kok sebenarnya kata tmn2 yg syuting dsana
suntik_putih_murah: Emang setingan banyak kok cewe2 hits yg di instagram jadi cewe2 di tak me out
rialaydruss: Rata2 pd settingan semua reality show begituan mah.. Kmrn aku suka bgd nonton katakan p*t*s eh pas di riau temen aku yg jadi modelnya. Pdhl udah nikah tu cowok.. Cewenya jg model2 gitu. Hahahaha...
Dibalik Layar Take Me Out
Pada tahun 2009 Kompas.Com pernah menurunkan tulisan berseri tentang take me out.
Saat itu Take Me Out masih tayang di Indosiar.
Tulisan itu diberi judul Di balik Take Me Out (TMO). Diceritakan kisah seorang yang mendapatkan jodohnya diacara tersebut.
Yunus alias Egy (33) dan Ayu Oktasari (27) tak pernah membayangkan bakal mendapatkan pasangan hidup dari sebuah ajang reality show mencari pasangan di stasiun televisi Indosiar. Tapi nyatanya, hati mereka bertaut lewat ajang Take Me Out Indonesia (TMO) episode ke-2 yang tayang 26 Juni 2009.
Para juri grand final season 1, yakni Tika Bisono, Minati Atmanegara, dan Anwar Fuady, bahkan menobatkan pasangan Egy-Ayu sebagai pasangan terbaik alias the best couple.
Selain itu, pasangan ini juga memenangi Celebration of Love The Winner Take Me Out Indonesia yang syutingnya digelar Kamis (3/12) di Balai Sarbini, Plaza Semanggi, Jakarta Selatan.
Alhasil, pasangan Egy-Ayu berhak membawa pulang hadiah uang Rp 100 juta serta hadiah paket liburan ke Bali. Bisa dibilang, hadiah-hadiah tersebut merupakan kado spesial untuk pasangan yang akan melanjutkan hubungan cintanya ke jenjang pernikahan pada pertengahan Juni 2010 itu.
Apa sebenarnya yang melatarbelakangi Egy ikut TMO? Apakah dia lelah mencari pasangan sendiri sehingga mengambil jalan pintas dengan ikut acara tersebut?
Menurut Egy, dia ikut TMO tanpa target harus mendapatkan pasangan. ”Sebetulnya, keikutsertaan aku di Take Me Out bukan upaya terakhir. Kalau mau cari (pacar) di luar sebetulnya banyak. Harapan aku saat ikut Take Me Out sederhana aja, siapa tahu dapat pasangan yang cocok,” ungkapnya saat dihubungi Warta Kota Kamis (10/12).
Kepada pihak penyelenggara saat audisi, Egy mengutarakan secara jujur masa lalunya yang pahit, yakni empat kali dikhianati perempuan. Namun, pengalaman pahit itu tak membuat dia kapok mencari pasangan. Egy optimistis bahwa suatu hari dia akan menemukan pasangan.
Bisa jadi, kisah Hawa tercipta dari tulang rusuk Adam menginspirasi Egy bahwa setiap insan di muka Bumi ini ditakdirkan untuk berpasangan. Masalahnya hanya soal waktu.
Mewabahnya situs jejaring sosial dimanfaatkan juga oleh Egy untuk menemukan satu ”tulang rusuknya” yang hilang.
”Upayaku cukup keras. Aku sering berkenalan dengan cewek di online, ya lewat facebook ataupun friendster. Tapi orientasinya enggak ada yang serius. Ada yang cuma have fun atau seks pranikah. Aku enggak mau kayak begitu,” ujarnya.
Punya pacar
Jika Egy ikut TMO dalam kondisi free, Ayu ikut acara reality showini dalam kondisi punya pacar. ”Jujur aja, awalnya aku ikut ini karena pengin ikut aja, buat seru-seruan. Enggak niat cari jodoh. Pas daftar, aku masih punya pacar, tapi dia mengizinkan aku ikut. Enggak tahunya, aku ketemu Mas Egy,” kata Ayu saat dihubungi pada hari yang sama.
Alhasil, orangtua sang pacar mempertanyakan maksud Ayu ikut TMO. Meski Ayu mengatakan bahwa motivasinya hanya iseng, sang calon mertua (camer) tak mau tahu. Mereka mendorong sang anak untuk memutuskan hubungannya dengan Ayu.
Situasi tersebut membuat Ayu memberikan penilaian berbeda dari sebelumnya kepada pria yang telah menjadi pacarnya selama 2,5 tahun tersebut. ”Kalau dia cowok sejati, mestinya dia mempertahankan aku. Tapi nyatanya dia malah menuruti kemauan orangtuanya. Ya, dia mungkin bukan yang terbaik buat aku,” ujar wanita yang berprofesi sebagai model ini.
Kini, Egy maupun Ayu yakin dengan pilihannya. Ayu pernah menolak job saat Egy dirawat di rumah sakit. Menurut dia, Egy adalah sosok yang dewasa, jujur, dan sederhana.
Acara TMO dan THO yang dipandu Coky Sitohang hingga sejauh ini menjadi andalan Indosiar. TMO tayang setiap Sabtu pukul 18.00 dan THO tayang setiap Minggu pukul 18.00. Menurut produser kedua reality show ini, Ubey Sain, TMO adalah episode lepas.
Pada setiap episode TMO maupun THO, penyelenggara menghadirkan tujuh pria/wanita lajang untuk dipilih oleh 30 peserta yang berdiri di belakang podium.
”Kalau THO, yang memilih adalah 30 pria dan yang dipilih adalah si wanita single. Kalau TMO, yang memilih pria-pria single yang dihadirkan di depan panggung adalah para wanita,” jelas Ubey.
Sejak THO/TMO season 1 tayang di Indosiar, pihak Freemantle Media kebanjiran peserta audisi. Beberapa waktu lalu, audisi terbuka digelar untuk menjaring peserta season 2. Mereka yang terpilih akan mulai di TMO/THO yang tayang pekan ini.
”Memang, ada kecenderungan masyarakat kita masih malu-malu untuk antre langsung mengikuti audisi kontak jodoh. Sebagian besar pelamar acara ini, sekitar 30.000 orang, mendaftar lewat online. Tapi, peserta audisi yang sekarang memang lebih ramai karena mereka sudah menonton season 1,” kata Ubey.
Di hari pertama audisi untuk season 2, wanita lajang yang antre di kantor Indosiar di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, mencapai 200-an orang, sedangkan pria lajang yang ikut audisi mencapai 100-an orang. Beberapa dari mereka datang dari luar Jakarta, bahkan ada yang dari Kalimantan dan Sulawesi.
Syarat untuk mendaftar audisi THO/TMO adalah berusia 20 hingga 40 tahun dan berstatus lajang. ”Yang penting bukan istri atau suami orang lain. Statusnya boleh janda atau duda, yang penting single,” kata Ubey. Menurut dia, peserta THO/TMO bukan hanya gadis dan jejaka. Sebagian di antaranya berstatus duda ataupun janda.
Ubey mengaku pernah menemukan seorang wanita peserta yang berusia 23 tahun tapi statusnya janda. Dia juga pernah mendapati janda berusia 29 tahun dan memiliki anak berusia 8 tahun. ”Pas ditanya latar belakangnya, ibu si wanita muda itu yang menjawab, katanya anaknya menikah pada usia 20 tahun,” ujarnya.
Selain pasangan Egy-Ayu, Lea Tiko Alu (32) dan Sandy Rinaldy (28) adalah pasangan yang bertemu di Take Me Out (TMO) dan lolos sampai 16 besar. Mereka merasa cocok karena memiliki sisi lain kehidupan yang sama, yakni berprofesi sebagai penari, pernah disakiti pacar, dan sama-sama suka membagi pendapatan ke orangtua.
”Waktu Take Me Out episode kelima, aku cowok terakhir yang keluar. Lihat cowok lain pada ditolak ataupun dicela, aku jadi enggak yakin juga bakal dipilih. Belum-belum sudah ngedrop dan nervous karena berhadapan dengan 30 cewek yang komentarnya sadis-sadis. Tapi, aku berusaha tetap yakin bakal dipilih, karena aku punya modal utama, cinta,” kata Sandy, yang butuh waktu enam tahun untuk melupakan seorang gadis yang dipacarinya selama 1,5 tahun.
Bagi Lea, TMO tak hanya ajang untuk mencari pacar. ”Gue tahu, mantan pacar gue suka menonton acara ini. Gue pengin tunjukin ke dia..., Halo! Gue tetap survive, sudah memilih cowok baru lagi,” ujarnya seraya menambahakan, dia menyukai Sandy dengan segala kesederhanaannya.
Meski memiliki kecocokan, Lea tak memasang target bahwa dia dan Sandy harus melanjutkan hubungan sampai ke pernikahan. ”Jika tidak berlanjut ke jenjang pernikahan, paling tidak gue dapat sahabat baru,” ujarnya.
Para cowok peserta Take Him Out (THO) juga memiliki kisah seru. Tiga cowok, yakni Reindra Bayu, Irvans, dan Alexander, menemukan pasangan setelah ikut 12 episode. Ketiganya termasuk peserta yang paling lama bercokol di THO. Alexander akhirnya menggaet Vivi, kakak kandung Yuanita Christiani, wanita presenter Take Me Out dan Take Him Out.
”Setelah bertemu Vivi, perjalanan kita masih panjang. Seperti pasangan lain yang berpacaran, kita harus melakukan penjajakan, untuk menemukan kecocokan. Memang sulit ya, apalagi Vivi dan aku sama-sama sibuk kerja,” ungkap Alex yang ditemui Warta Kota pekan lalu di sebuah gedung bioskop.
Dia membantah anggapan bahwa perjodohan di THO/TMO merupakan rekayasa agar acara tersebut laris. ”Selesai Take Him Out, aku dapat tawaran tampil di acara semacam ini di stasiun televisi lain. Tapi pakai skrip. Itu baru rekayasa. Aku tidak mau. Di Take Him Out ataupun Take Me Out, kita bicara spontan. Tapi, kita sebelumnya di-briefing agar tidak bicara kasar ataupun yang menyinggung fisik dan berbau SARA,” jelas Alex.
Menurut dia, keikutsertaannya di THO berdampak positif terhadap bisnisnya. ”Sejak gue terkenal, produk gue jadi makin laris,” kata pengusaha distro dan produk merek Rescue itu.
Suksesnya THO/TMO season 1 yang tayang di Indosiar membuat audisi THO/TMO season 2 kebanjiran pelamar. Para pelamar yang lolos audisi akan mulai tampil pekan ini. Menurut Ubey Sain, salah satu produser THO/TMO, sebagian pelamar mendaftar lewat jalur online.
”Memang, ada kecenderungan masyarakat kita masih malu-malu untuk antre langsung mengikuti audisi kontak jodoh. Jadi, sebagian besar, lebih dari 30.000 peserta, daftar audisi lewat online. Masih banyak yang takut dibilang enggak laku. Tapi, peserta audisi yang sekarang memang lebih ramai, karena mereka sudah nonton lebih dulu,” katanya.
Beragam latarbelakang
Zody Basari, juga produser THO/TMO, menambahkan bahwa kedua acara itu bukan ajang untuk wanita ataupun pria lajang yang berkocek tebal. ”Namanya reality show, pesertanya sangat beragam. Kami membagi pesertanya dari yang ekonomi bawah, menengah, dan atas. Untuk peserta cowok, yang penting dia punya pekerjaan tetap. Lain dengan yang cewek, penghasilan nomor kesekian,” katanya.
Menurut Zody, peserta cowok THO/TMO berasal dari beragam profesi dan kelas ekonominya pun bermacam-macam, mulai dari A, B, C, hingga D. Pekerjaan mereka mulai kapster, backpacker, staf tata usaha di penjara, wiraswastawan, hingga dokter pemilik aset Rp 1 miliar maupun miliarder pemilik usaha perkebunan. Pada saat latihan, para peserta yang berduit ada yang sudah tampil jor-joran, misalnya datang dengan mobil mewah.
Ubey mengaku memiliki pengalaman unik. Pada salah satu episode, dia mendapati seorang direktur perusahaan pengimpor bahan baku minyak wangi. ”Usianya 27 tahun, ganteng, single, dan punya anak asuh. Kami bingung, kok dia mau ikut? Lalu, dia bilang, "Gue bukan orang yang tidak laku, tapi gue sibuk kerja',” katanya.
Menurut Ubey, profesi bukan penentu utama seorang pria akan mendapatkan pasangan di THO/TMO. ”Yang lebih repot TMO. Event saya punya mobil Alphard atau Mercy, itu buat jaminan karena bagi cewek yang pertama dilihat adalah fisiknya. Kalau si cowok smart atau ganteng, baru dia lihat apakah cowok ini mapan. Cewek itu lebih pemilih,” ujarnya.
Afni, staf Humas Freemantle, mengatakan bahwa penonton ingin semua peserta menemukan pasangannya. ”Semakin banyak yang ketemu jodohnya, ratingnya makin tinggi. Makanya, kami suka takut mengecewakan penonton. Paling sulit memang TMO. Kalau di THO, minimal tiga cowok pasti dapat pasangan setiap minggunya,” katanya.
Tapi, bukan berarti pihak Indosiar dan Freemantle selalu mencari peserta yang tampan atau cantik. ”Selera orang beda-beda. Ada yang lebih suka perempuan gemuk daripada yang langsing. Ada yang suka perempuan bukan karena cantiknya, tapi energiknya. Yang penting bagi kami, peserta punya kepercayaan diri yang tinggi, enggak gagap ngomong, dan berani tampil di panggung,” jelas Zody.