Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

VIDEO: Tabligh Akbar Bela Islam di Makassar, Ini Kata Ketua GNPF-MUI

Ia melanjutkan, berdasarkan keputusan GNPF MUI, pelaksanaan Safari 212 diserahkan kepada masing-masing provinsi untuk bekerja sama dengan GNPF MUI

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Anita Kusuma Wardana

Laporan Wartawan Tribun Timur Fahrizal Syam

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ribuan umat islam menghadiri Tabligh Akbar Energi Al-Maidah 51, di Masjid Raya Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (18/12/2016).

Tabligh Akbar Bela Islam dengan Tema Energi Al-Maidah 51, Pilar Penguatan NKRI merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) dalam rangka untuk memupuk persaudaraan Muslim dan Persatuan Indonesia pasca-aksi Bela Islam III, 2 Desember 2016, di Jakarta beberapa waktu lalu.

"Tabligh Akbar Bela Islam di Makassar merupakan program nasional SAFARI 212 oleh GNPF MUI yang pertama. Selanjutnya, pelaksanaan Safari 212 akan digelar di 33 provinsi lainnya di Indonesia mulai Januari 2016," kata Ketua GNPF-MUI KH Bachtiar Nasir.

Ia melanjutkan, berdasarkan keputusan GNPF MUI, pelaksanaan Safari 212 diserahkan kepada masing-masing provinsi untuk bekerja sama dengan GNPF MUI dengan persyaratan minimal 100 ribu jumlah peserta hadir sebagai bagian dari syiar Islam.

"Aksi ini memang dilatarbelakangi oleh tuntutan ummat Islam agar lembaga penegakan hukum Indonesia memproses seadil-adilnya Kasus Penistaan QS Al-Maidah 51 dengan Terdakwa Basuki Tjahaja Purnama yang kini ditangani oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara," kata dia.

"Kasus ini menjadi pijakan GNPF MUI untuk mengawal penegakan hukum, untuk mencapai tegaknya sistem keadilan berdasarkan nilai-nilai pancasila yang merujuk pada sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," sambung dia.

Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) ini menjelaskan, gerakan-gerakan yang dilakukan saat ini adalah untuk mengawal kasus Basuki Tjahja Purnama atau Ahok.

"Apa yang menjadi konsen kami adalah kasus hukum Basuki Tjahja Purnama yang sudah ditangani kejaksaan. Kami akan terus memantau walau pada sidang pertama kami melihat ada pelencengan, harusnya mengutarakan keberatan atau eksepsi, malah menjadi pledoi," ujarnya.

Kedatangannya ke Makassar, lanjut Bachtiar, untuk menggairahkan kembali semangat penegakan hukum yang berkeadilan.

"Kami datang ke Makassar untuk menggairahkan kembali semangat penegakan hukum yang berkradilan, apalagi kami dengar beberapa tokoh Sulsel marah ketika Ahok menyebut nama orang bugis sebagai orangtua angkatnya saat persidangan," jelasnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved