Danny Pomanto Bicara Antikorupsi di Kampus Binus
Saat memaparkan konsepnya mengenai upaya melawan korupsi dengan PPKK di sektor pendidikan dan kesehatan, Danny Pomanto mendapat banyak pujian
Penulis: Abdul Azis | Editor: Ina Maharani
Laporan Wartawan Tribun Timur Abdul Aziz Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto kembali bicara antikorupsi di level nasional.
Dipaparkan dalam rilis yang dikirim ke Tribun, Selasa (29/11/2016), Danny Pomanto didapuk berbicara di Universitas Bina Nusantara (Binus), Jl KH Syahdan Nomor 9 Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat.
Diskusi tematik bertajuk Melawan Korupsi melalui Pencegahan dan Pengendalian Konflik Kepentingan (PPKK) di Sektor Pendidikan dan Kesehatan' digagas oleh Transparency International Indonesia.
Diskusi itu menghadirkan Danny Pomanto yang panel bersama Rektor Universitas Airlangga Prof Dr Mohammad Nasih dan Manager Departemen Demgov TI Indonesia Teguh Sutiono serta perwakilan dari KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).
Saat memaparkan konsepnya mengenai upaya melawan korupsi dengan PPKK di sektor pendidikan dan kesehatan, Danny Pomanto mendapat banyak pujian dari mahasiswa yang hadir dalam diskusi itu.
Mahasiswa melihat sosok wali kota Makassar memiliki komitmen dalam melawan korupsi dan memberantas kejahatan korupsi di sektor pendidikan, kesehatan, dan sektor lainnya.
Danny Pomanto yang pernah mengabdikan diri sebagai dosen di Universitas Hasanuddin itu dinilai sebagai salah seorang kepala daerah yang konsisten melawan tindak korupsi.
Dalam paparannya, Danny Pomanto menjelaskan tindakan korupsi banyak terjadi ketika segala proses yang berhubungan dengan administrasi dan keuangan sengaja diburamkan dan sengaja dikaburkan.
Cara yang paling ampuh menangkal korupsi, menurut Danny Pomanto dengan cara memberikan cukup penerangan atau cahaya dengan kata lain memperkuat transparansi, integritas dan partisipasi publik.
"Di Makassar kami melakukan lelang jabatan kepala sekolah yang seleksinya dilakukan secara terbuka dan berlapis serta melibatkan berbagai elemen masyarakat. Hal itu untuk mendapatkan kepala sekolah dengan kualitas terbaik," kata Danny.(*)