Piala AFF 2016
Alfred Riedl Disarankan Mainkan Ferdinand Sinaga
Seharusnya dengan sistem 4-4-2 yang dimainkan, satu striker seharusnya menjadi target man sementara lainnya menjemput bola atau flying striker.
lihat foto
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Timnas Indonesia hanya meraih satu poin saat melawan Filipina, dalam penyisihan grup A Piala AFF 2016 di Filipina, Selasa (22/11). Skuad Garuda ditahan imbang 2-2 oleh tuan rumah.
Timnas unggul pada menit ketujuh lewat Fachruddin, tapi tuan rumah sukses menyamakan kedudukan lewat tendangan Misagh Bahadoran pada menit ke-31.
Indonesia kembali unggul 2-1 pada menit ke-68 lewat gol dari Boaz Solossa yang memanfaatkan kemelut di depan gawang Filipina. Namun, tendangan bebas dari Philip Younghusband delapan menit jelang laga berakhir membuat skor sama kuat.
Menurut mantan Pelatih PSM dan juga eks Asisten Pelatih Timnas era Peter Withe, Syamsuddin Umar (SU), para pemain timnas bermain kurang sabar dalam bertahan maupun menyerang.
"Contohnya, stopper Timnas, saya lihat tidak berani membangun momen serangan, kemudian cepat pula meninggalkan posnya jika wing bek kiri dan kanan naik overlap, sehingga muncul celah kosong di tengah. Ini kelemahan timnas kemarin," ujar Syamsuddin, Rabu (23/11).
Kemudian ia juga menilai pemain komposisi pemain tengah dan depan yang dipasang Alfred Riedl kurang pas.
Ia mencontohkan Boaz Salossa diduetkan dengan Lerby Eliandri yang bertipe sama, yakni target man.
Seharusnya dengan sistem 4-4-2 yang dimainkan, satu striker seharusnya menjadi target man sementara lainnya menjemput bola atau flying striker.
"Kalau saya lebih cocok Ferdinand Sinaga dipasang. Karena Ferdinand itu punya karakter menyerang bagus dan dia pekerja keras untuk mencari bola. Selain itu Ferdinand bisa mengganggu lawan dengan pergerakan tanpa bolanya," ujar Syam panjang lebar.
Berita selengkapnya dapat dibaca pada edisi cetak Harian Tribun Timur, Kamis (24/11/2016) hari ini. (*)
