Himpunan Mahasiswa Arsitektur Unibos Gelar Talkshow Peringati Milad ke-25
Seperti pembenahan dalam hal kebersihan setiap bagian kota khususnya dalam mendesain bangunan seperti sirkulasi yang bisa membantu masyarakat mewujudk
Penulis: Hasrul | Editor: Ina Maharani
Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasrul
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Himpunan Mahasiswa Arsitektur Universitas Bosowa (Unibos) menggelar Talkshow dan Seminar Nasional dalam rangka memperingati milad ke-25 di Balai Sidang 45 Makassar, Selasa (15/11/2016).
Kegiatan yang mengangkat tema konstruksi Arsitektur dan Sosial Masyarakat Makassar Menuju Kota Dunia tersebut dihadiri mahasiswa Arsitektur dari berbagai kampus di Makassar seperti Unhas, UMI, UNM, UIM, Unismuh dan Unifa.
Wakil Rektor III Unibos, Dr Abdul Haris Hamid SH MH mengatakan Makassar menuju kota dunia menjadi obsesi besar yang harusnya menjadi landasan untuk bergerak maju mewujudkan harapan besar tersebut.
"Semestinya kita mendukung gagasan yang besar ini meski banyak tantangan termasuk jika dilihat perkembangan Makassar masih butuh berbenah, termasuk perilaku masyarakat yang harus menyesuaikan," kata Haris .
Sementara Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan Kota Makassar Fatur Rahim yang bertindak sebagai narasumber mengatakan, pengembangan wilayah menuju kota dunia itu berawal dari pemerintahan dan masyarakat.
Seperti pembenahan dalam hal kebersihan setiap bagian kota khususnya dalam mendesain bangunan seperti sirkulasi yang bisa membantu masyarakat mewujudkan kota yang sehat.
“Ada item tertentu yang menjadi point untuk mewujudkan Makassar sebagai kota dunia. Mulai dari transportasi, pembangunan, pemerintahan dan yang terpenting itu perubahan pola pikir masyarakatnya untuk menimbulkan kesadaran mendukung dalam pembangunan kota," kata Fatur.
Ketua Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) daerah Sulsel, Ir H Sanusi Anwar juga mengungkapkan jika suatu wilayah mengarah ke kota dunia perlu pengembangan yang banyak termasuk perilaku yang menunjukan konsistensi tinggi dan regulasi yang baik.
“Salah satu yang membuat suatu kota itu kumuh adalah perilaku masyarakatnya. Jadi yang bisa membuat kota itu kembali berkembang juga karena perilaku masyarakat. Hal lain yang bisa memberi perubahan suatu kota juga dilihat dari bagaimana peran arsitek yang mampu memberi warna. Konstruksi bangunan bukan hanya sekedar bentuk dari sebuah ruang tetapi juga harus mampu memiliki makna khusus yang lebih berkesan," tutur Sanusi