Aksi 4 November
Kemenristek Dikti Imbau 'Orang Kampus' Tak Demo Ahok, Pak Dosen: Semua Grasak-grusuk karena Ahok
Demonstrasi menuntut pengusutan dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama yang rencananya digelar secara besar-besaran
TRIBUN-TIMUR.COM - Demonstrasi menuntut pengusutan dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama yang rencananya digelar secara besar-besaran di Tanah Air, Jumat (4/11/2016) besok, akan melibatkan sejumlah elemen.
Namun, jika sivitas akademika (mahasiswa dan dosen) akan terlibat dalam demonstrasi, sepertinya harus pikir-pikir dulu.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguan Tinggi (Kemenristek Dikti) mengimbau kalangan dari perguruan tinggi tak ikut dalam aksi di jalan.
Imbauan tersebut diperkuat melalui surat edaran yang dikirim kepada perguruan tinggi se-Indonesia.
Pada laman resmi Kemenristek Dikti, Ristekdikti.go.id imbauan tersebut juga dimuat.
[baca: Himbauan terkait unjuk rasa 4 November 2016]
Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristek Dikti, Intan Ahmad dalam imbauan yang ditandatanganinya mengatakan, kebebasan menyampaikan pendapat dijamin Undang Undang Dasar 1945, tapi mahasiswa dan dosen harus menempatkan dirinya sebagai non-partisan.
"Bahwa sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi, setiap perguruan tinggi perlu menempatkan diri sebagai institusi aktif yang netral dan non-partisan dalam kaitannya dengan keberadaan dan kegiatan di setiap kelompok, golongan, atau kekuatan politik yangada di masyarakat," demikian penggalan imbauannya tertanggal, 2 November 2016 atau dua hari jelang demonstrasi.
Lantas, bagaimana jika tetap ngotot untuk terlibat dalam aksi tersebut?
Kemenristek Dikti meminta mereka tak mengenakan atribut perguruan tinggi asal.
"Serta tidak meninggalkan kewajiban dalam menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi," demikian penggalannya lagi.
Menanggapi imbauan tersebut, Dekan Fakultas Tekonologi Industri Universitas Muslim Indonesia, Zakir Sabara H Wata menilai Kemenristek Dikti seolah menunjukkan posisinya yang parsial.
Kementerian yang menaungi perguruan tinggi se-Indonesia tersebut terkesan ikut membela Basuki yang diduga telah melakukan penistaan agama.
"Hanya karena seorang Ahok (Basuki), semua grasak-grusuk termasuk Kemenristek Dikti," kata Zakir sekaligus eks aktivis mahasiswa.
Pak Dosen, demikian dia disapa, berharap surat tersebut bisa menjadi stimulus sivitas akademika se-Indonesia untuk turun ke jalan, bukan malah menjadi medium pembungkaman.(*)