Kisah Perjalanan Pelaut Bulukumba, Selama Disandera Bajak Laut Abu Sayyaf
Kelompok tersebut membawa Suherman tinggal dalam hutan bakau. Dalam perjalanan itu Suherman banyak kali diancam akan di tembak mati.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Ina Maharani
Laporan Wartawan Tribun Timur, Syamsul Bahri
BULUKUMBA, TRIBUN - Seorang Kapten Kapal SN 6599 milik pengusaha asal Malaysia bernama Suherman Manggak (30) tiba di kampung halamannya di Liukang Loe, Desa Bira, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba pada pukul 04.00 Wita, Selasa (27/9/2016).
Suherman menjadi sanderaan anggota Abu Sayyaf pada 3 Agustus lalu di Perairan Sandakan, Sabah, Malaysia dan baru lepas pekan lalu dari sanderaan tersebut.
Dia menceritakan bahwa awalnya dia ditangkap saat mengangkut udang di perairan Malaysia. Dan tiba-tiba empat orang perompak yang langsung masuk di kapal lalu menyekapnya dan membawa Suherman pergi ke daerah perairan Filipina.
Di perairan tersebut, oleh anggota Abu Sayyaf mengasingkan Suherman di Pulau Hulu, Filipina. Di pulau itulah kelompok bersenjata membawa Suherman berpindah-pindah tempat.
Kelompok tersebut membawa Suherman tinggal dalam hutan bakau. Dalam perjalanan itu Suherman banyak kali diancam akan di tembak mati.
"Jadi saya bermalam di dalam batu besar. Saat saya tidur dua anggota Abu Sayyaf menjaga saya dan sesekali mereka ancam kepala saya akan ditembak," ungkap Suherman dengan mata yang berkaca-kaca kepada tribunbulukumba.com, Selasa (27/9). (*)