Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Polisi Serang Satpol PP

Keluarga Trauma, Korban Penikamaan di Balaikota Minta Keluar dari Rumah Sakit

Saat disambangi tribun-timur.com, Fatimah terlihat ketakutan bahkan gemetar.

Penulis: Saldy Irawan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Keluarga Trauma, Korban Penikamaan di Balaikota Minta Keluar dari Rumah Sakit - satpol-pp_20160810_230048.jpg
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Satpol PP Kota Makassar, Hamzah (kursi roda) keluar dari ruang ICU setelah menjalani perwatan di Rumah Sakit Stella Maris, Makassar, Rabu (10/8). Hamzah adalah salah satu korban yang ditikam oleh pelaku penyerangan di kantor Balaikota Makassar Minggu (7/8/2016) dini hari. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Keluarga Trauma, Korban Penikamaan di Balaikota Minta Keluar dari Rumah Sakit - hamzah_20160810_230139.jpg
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Satpol PP Kota Makassar, Hamzah (kursi roda) keluar dari ruang ICU setelah menjalani perwatan di Rumah Sakit Stella Maris, Makassar, Rabu (10/8). Hamzah adalah salah satu korban yang ditikam oleh pelaku penyerangan di kantor Balaikota Makassar Minggu (7/8/2016) dini hari. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR

Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy

TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR-Keluarga korban penikaman oleh oknum tak dikenal saat penyerangan kantor Balaikota Makassar, memiliki rasa trauma kepada orang yang baru ia lihat.

Dia adalah Fatimah, istri dari Hamzah anggota Satpol PP Makassar yang ditikam saat penyerangan kantor Balaikota pekan lalu.

Saat disambangi tribun-timur.com, Fatimah terlihat ketakutan bahkan gemetar.

"Siapa kita, ehh siapa ki," ujar Fatima ke tribun-timur.com sembari mendampingi Hamzah saat diangkut pakai kursi roda, Rabu (9/8/2016).

Setelah tribun memperkenalkan diri, Fatimah masih tetap gelisah. Sangkin khawatirnya waktu ditemui, dia yang ingin keluar dari rumah sakit, meminta perawat untuk kembali lagi keruang ICU.

"Jangan maki kodong ganggu bapak, sudahmi kasihaniki," katanya.

Namun Hamzah coba meredam kekhawatiran isterinya itu dengan menyebut bahwa mereka (wartawan) adalah rekannya.

Hamzah mengatakan keluarga besarnya memintanya untuk keluar dari rumah sakit dan menjalani perawatan di rumah saja.

Tentunya pihak keluarga Hamzah telah mempertimbangkan alasan tersendiri sehingga memutuskan hal tersebut.

Padahal dengan kondisi yang masih diperban dan mata memerah, Hamzah masih membutuhkan perawatan yang ekstra dari perawat.

"Keluarga yang minta, maaf saya tidak bisa ungkap alasannya," kata Hamzah.

Hamzah banyak menunduk saat didorong diatas kursi roda, hingga di halaman parkir RS Stella Maris Jl Penghibur Makassar.

Dia mengaku, masih bisa bernafas sampainsaat ini itu karena kuasa Allah SWT.

Bayangkan saja, benda tajam yang masuk ke tubuhnya membuat paru-parunya sobek serta kulit tangannya juga ikut terbelah akibat ditebas parang.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved