Masjid Raya Sengkang dan Ir Soekarno
Bupati Wajo, Andi Burhanuddin Unru belum lama ini menceritakan proses pembangunan Masjid Raya Sengkang
Penulis: Justang Muhammad | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNWAJO.COM, TEMPE- Jika Anda berkunjung ke Kota Santri, julukan Kota Sengkang, jangan lupa berkunjunglah ke salah satu ikon kota Sengkang yakni Masjid Agung Ummul Quraa Sengkang.
Masjid Raya Sengkang yang kini dikenal dengan nama Masjid Ummul Quraa Sengkang terletak di Jl. Masjid Raya, Kecamatan Tempe, Kota Sengkang, Wajo, Sulsel.
Tak heran jika nama Masjid Ummul Quraa yang dalam Bahasa Arab bermakna pusat kota disematkan kepada masjid ini karena posisi Masjid Raya ini berada di jantung Kota Sengkang.
Sebelah timur Masjid Agung terdapat Lapangan Merdeka Kota Sengkang, sebelah utaranha ada Ma'had Aly As'adiyah, sebelah selatan Masjid ada Kantor Sat Lantas Polres Wajo, dan sebelah baratnya terdapat Pasar Mini Tokampu Sengkang.
Masjid yang berusia puluhan tahun ini, pada tahun 2016 memiliki tampilan yang baru dengan kesan kesederhanaannya berbalut warna putih dengan kubah berwarna emas, dan dua menara berdiri kokoh didalamnya.
Bupati Wajo, Andi Burhanuddin Unru belum lama ini menceritakan proses pembangunan Masjid Raya Sengkang yang kini dikenal nama dengan Masjid Ummul Quraa Sengkang.
Andi Burhanuddin Unru ingat betul kapan Masjid Raya Sengkang ini dicanangkan proses pembangunannya.
Peletakan batu pertama pembangunan Masjid Raya Sengkang dilakukan oleh deklarator bangsa Indonesia, Presiden Ir. Soekarno pada tanggal 12 Desember 1955.
"Presiden pertama RI, Ir. Soekano yang meletakkan batu pertama kali pembangunannya, saya ingat betul waktu itu saya masih SD," kata pung Bur kepada triibunwajo.com.
" Ir Soekarno ini betul-betul pintar sekali memilih waktu, tepat pada pukul 12.00 tanggal 12 bulan 12 tahun 1955 diletakkan batu pertama pembangunannya," sambung mantan Sekda Wajo ini
Menurut Bupati yang sudah memasuki periode keduanya ini, sudah ada dua presiden yang sudah menginjakkan kakinya di Kota Santri julukan Kota Sengkang.
"Jadi presiden Soekarno pulalah yang pertama berkunjung ke Kota Sengkang ini, selanjutnya ada SBY pada tahun 2014, mudah-mudahan Jokowi bisa juga datang ke sini," sambungnya.
Sejak dilaksanakan peletakan batu pertama pada tahun 1955, proses pembangunan Masjid Agung Ummul Qura akhirnya rampung pada tahun 1969.
"Sejak dibangun, pembangunan akhirnya rampung pada tahun 1969, selanjutnya dilakukan beberapa kali renovasi bangunan yang tetap mempertahankan bentuk bangunan awalnya,"
Masjid itu tercatat sebagai cagar budaya dan ikon Kota Sengkang. Masjid Raya tersebut menurut sejarahnya dirancang khusus oleh arsitek andalan Ir Soekarno yakni Friedrich Silaban, arsitek yang dikenal sebagai perancang tugu Monas, Gelora Bung Karno, Masjid Istiqlal dan Gedung Bank Indonesia di Jakarta.
Menurut sejarah bahwa tak banyak bagunan dirancang Friedrich. Saat itu, hanya dia mampu terjemahkan ide-ide Soekarno, olehnya itu Masjid Raya Sengkang ini menurut informasi murni ide dari Ir Soekarno.
Tidak tanggung-tanggung demi merenovasi dan mempercantik Masjid Ummul Qura Sengkang ini, Pemkab Wajo menyiapkan anggaran renovasi mesjid mencapai Rp 20 milyar lebih meliputi renovasi bentuk/model, sound system, mimbar, lantai, pagar dan menara.
Renovasi pembangunan Masjid Ummul Quraa Sengkang yang dimotori Pemkab Wajo ini tidak berbeda jauh dari bentuk awalnya.
Perbedaan renovasinya hanya terlihat penempatan menara Masjid. Menara yang dulu berdiri tegak di area lapangan Merdeka Sengkang kini dengan renovasi yang baru dipindahkan masuk ke area mesjid.
Lanjut Bupati Menara Masjid Ummul Quraa Sengkang berkiblat pada bentuk Menara Masjid Raya Makassar
Jika waktu salat tiba, hampir setiap hari hari Masjid ini dipenuhi jamaah berbagai latar belakang profesi. Ada pegawai-pegaeai Pemda, pedagang Kota Sengkang, santri, dan yang lainnya.
Selain tempat salat berjamaah , Masjid Ummul Quraa Sengkang dahulu ditempati para "anregurutta" untuk mengajar di Masjid ini.
Kini masjid ini difungsikan pula sebagai tempat pelaksanaan kegiatan keagamaan dan tempat para penghafal Quran menyetor dan mengulang-ulangi hafalan mereka.
Kota Sengkang yang juga dikenal sebagai Kota Niaga turut membantu proses pembangunan Masjid Ummul Quraa Sengkang.
Pada saat Bulan Ramadan 1437 Hijriah, sumbangan yang masuk ke saldo kas Masjid Ummul Quraa Sengkang mencapai 1, 2 Milyar pada pertengahan awal Ramadan berdasarkan yang disampaikan Imam Besar Masjid Agung Ummul Quraa, Sengkang, Kabupaten Wajo, KM Abd Waris Ahmad.
Pengurus Masjid Agung Ummul Quraa, Kabupaten Wajo, menyiapkan honor untuk penceramah tarawih sebesar Rp 800 dan imam salat tarwih sebesar Rp 600 ribu per malam.
Diluar itu, pengurus masjid masih menyiapkan anggaran untuk gaji dua orang imam rawatib Rp 8 juta per bulan, muballagah Rp 4,5 juta untuk 3 orang, muadzin Rp 3 juta per bulan untuk 2 orang, petugas kebersihan Rp 1,5 juta untuk 7 orang, dan petugas sound system Rp 3 juta per bulan.
Jika pembaca ingin membandingkan foto Masjid Raya dahulu dan kini bisa dilihat dari gambar berikut yang diberikan Kabag Humas Pemkab Wajo, Hasri AS.