Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSBM XVI

PSBM XVI, Menyegarkan Nilai Kesaudagaran

Laporan: Andi Suruji, Pemimpin Umum Tribun Timur, dari Makassar

Editor: Ina Maharani
zoom-inlihat foto PSBM XVI, Menyegarkan Nilai Kesaudagaran
infokorupsi.com
Andi Suruji

Laporan: Andi Suruji, Pemimpin Umum Tribun Timur

TRIBUN-TIMUR.COM - Sebagaimana lazimnya pasca hari lebaran meyarakan Idul Fitri, warga masyarakat perantauan asal daerah Sulawesi Selatan menggelar pertemuan silaturrahmi. Tidak sekadar berhalal bi halal atau temu kangen. Perjumpaan itu juga lebih substansial, menjadi ajang pengikat erat simpul-simpul persahabatan dan persaudaraan, dalam semangat dan nilai-nilai kesaudagaran Bugis-Makassar.

Itulah pertemuan saudagar Bugis-Makassar (PSBM) yang digelar hari ini, untuk ke-16 kali, di Grand Shayla Hotel, Makassar, dengan dihadiri penggagasnya, HM Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI. Hampir seluruh tokoh, sosok, dan icon warga Sulsel yang bermukim di perantauan mudik untuk menanam kembali benih persaudaraan yang dilandasi rasa cinta dan kasih sayang, serta nilai-nilai luhur leluhur kesaudagaran Bugis-Makassar.

Mulialah tujuan pertemuan itu, untuk mempererat tali silaturrahim (fitrah) manusia, sekaligus merevaluasi, melihat dan mereposisi nilai-nilai (valuasi) kedaerahan dan spirit kemanusiaan kita, saudagar Bugis-Makassar.

Mengapa kita menekankan nilai-nilai kedaerahan, nilai-nilai kesaudagaran? Nilai-nilai kedaerahan merupakan pondasi kita membangun bangsa, khususnya manusia Bugis-Makassar yang bersosok, berjiwa dan berkarakter. Kita tidak mau melahirkan generasi yang hanya bersosok dan berjiwa, tanpa karakter. Kita tidak mau membangun dan membentuk manusia yang koruptif, berbudaya instan, dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, yang hanya berujung pada keruntuhan martabat kemanusiaannya.

Kita bertekad membangun generasi manusia Bugis-Makassar yang antikorupsi, antinarkoba, menghargai proses dan prosedur, satunya kata dan perbuatan, kerja keras, kesetiaan dan kejujuran, tidak saling menelikung dan menistakan. Kita menekankan hal ini karena kita prihatin melihat begitu banyaknya oknum pejabat yang tidak amanah, pejabat yang koruptif dalam menjalankah tugas-tugas publik dan tanggung jawab soaialnya. Padahal mereka itu sejatinya panutan rakyat.

Kita prihatin dengan kondisi itu, karena semakin hari kian membengkak populasi mereka yang terlibat dalam lingkaran korupsi, pemakai narkoba. Dari pejabat pemegang mandat publik dan pemikul tanggung jawab sosial. Rakyat biasa mudah ikut arus dan hanyut karena melihat perilaku menyimpang tokohnya, karena hilangnya ketauladanan di kalangan pemimpin. Pengabdian dalam relung asketis yang senyap semakin langka kita temukan. Sistem nilai makin rapuh tergerogoti rayap-rayap gaya hidup hedonis koruptif.

Pertemuan saudagar kali ini harus mengevaluasi sekalgus merevaluasi nilai-nilai kesaudagaran kita. Kita merindukan sosok, jiwa dan karakter yang hadir dalam ruang pertemuan itu adalah manusia Bugis-Makassar yang amanah, jujur, adil. Bukan manusia pembual yang tidak satu kata dan perbuatannya, bukan koruptor, tidak dililit kasus degradasi moral, tidak pula manusia-manusia yang tega menelan hak-hak rakyat.

Acapkali kita menstigma saudagar pada sisi negatif. Serakah, menghalalkan segala cara, memanfaatkan loophole hukum dan etika rendah. Padahal saudagar memiliki sifat, nilai, dan karakter yang kuat sebagai modal untuk membangun masyarakat. Saudagar adalah pekerja keras, cerdik melihat peluang, cerdas memanfaatkan situasi dan kondisi, serta pantang menyerah dan pandai menyiasati kesulitan yang dihadapi. Saudagar memiliki spirit kepeloporan membangun, bukan merusak peradaban. Solidaritas pada sesama dan setia pada nilai kejujuran dan sportivitas yang kuat.

Saudagar sukses acapkali mempertaruhkan segalanya, bahkan jiwa dan raga untuk membangun pondasi kehidupannya, melebarkan usaha menyediakan kehidupan untuk manusia dan alam sekitarnya. Saudagar yang memahami hak dan melaksanakan tanggungjawabnya. Bukan saja tanggung jawab pada dirinya, tetapi juga pada daerah dan negara. Inilah nilai-nilai yang harus disegarkan kembai (reinvigorating).

Wakil Presiden HMnJusuf Kalla yang kebetulan penggagas PSBM, saudagar tulen, akan menghadiri tiga acara sekaligus dalam lawatan mudiknya. Selain PSBM, JK juga akan menghadiri peresmian Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Bosowa dan Jambore Palang Merah. Sangat simbolik. Ketiganya sangat erat kaitannya.

PMI adalah simbol kemanusiaan. Fakultas Kedokteran adalah pilar pendidikan dan pilar kesehatan masyarakat. Pendidikan dan kesehatan yang baik adalah hak asasi manusia.

PSBM adalah sarana untuk memperkuat tekad, merevitalisasi spirit, meletakkan kembali secara proporsional harkat dan martabat kemanusiaan, untuk kembali pada fitrah sebagai manusia jujur, adil, betanggung jawa, amanah, antikorupsi dan antinarkoba, manusia yang bekerja keras serta berjiwa pembangun, bukan perusak peradaban dan keadaban.

Kiranya ini menjadi bahan renungan bagi kita semua, para saudagar yang telah sukses membangun kehidupannya. Kita ingin melahirkan lebih banyak saudagar lagi, sebagai kontribusi Sulawesi Selatan dalam gerak dinamis pembangunan bangsa, antisipatif dan berdaya saing kuat dalam persaingan global, terutama dalam pembangunan peradaban manusia Bugis-Makassar.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved