Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Makassar

PSM Dianggap Boros Belanja Pemain di ISC 2016

"Lini depan PSM sangat mandul, beberapa gelandang tua, juga sudah harus diganti."

Penulis: Alfian | Editor: Thamzil Thahir
dok/tribuntimur/uceng
Husain Uceng Abdullah selfie dari seat nomor 20, Row 7, Sektor 329, Tribun Red, Stadion Sansiro Milan, Italia, sekitar 45 menit sebelum kick-off, laga Real Madrid dan Atletico Madrid 

MAKASSAR, TRIBUN -- Kekalahan beruntun PSM Makassar di ajang Indonesian Soccer Championship (ISC) 2016, dinilai sebagai buah belum matangnya PSM dalam rekrutmen dan pengelolaan skuad tim.

PSM kalah 1-0 dari Sriwijaya FC di Stadion Jakarabring, Palembang.

PSM kini turun di posisi ke-16, sebelumnya di posisi 13 dengan tujuh poin .

Sedangkan Sriwijaya FC menyodok ke posisi kedua klasemen pekan ketujuh liga, selisih dua poin dengan pemuncak klasemen, Arema Cronus.

Menanggapi laga terakhir ini, dua mantan Manager Umum PSM Makassar Husain Abdullah dan Anno Suparno, menilai manajemen PSM Makassar, terlalu boros untuk sebuah liga yang tak diakui oleh tiga otoritas sepak bola dunia dan regional Asia, FIFA dan AFC termasuk otoritas domestik; PSSI.

"Kita apresiasi upaya manajemen untuk membangkitkan PSM Makassar dari keterpurukan, tapi sejauh ini hasil yang didapat, menurut saya tidak sebanding dengan uang yang dikeluarkan," kata Husain Abdullah, usai menyaksikan laga LIVE di stasiun TV Indosiar, Minggu (19/6) dini hari.

Dia menyarankan PSM mundur kompetisi, atau tidak terlalu memporsir laga ini. "Dari pada buang-buang uang. Karena ISC kompetisi tak resmi yg juga tak diakui AFC apalagi FIFA," kata Uceng, yang juga juru bicara Wakil Presiden RI ini.

Menurutnya liga ISC 2016 ini adalah produk PSSI masa sanksi dari pemerintah Indoensia berlaku.

Sebaiknya, jelas Uceng, dana untuk ISC 2016 ini dipakai untuk membeli striker haus gol, sambil nunggu kompetisi resmi, akhir tahun 2016 yang digelar PSSI ."Lini depan PSM sangat mandul, beberapa gelandang tua, juga sudah harus diganti,"

Kalau ada rencana membeli pemain baru di poutyara kedua, Lebih baik tunggu kompetisi formal.

Jadikan TSC sebagai ajang uji coba pemain muda untuk menambah jam terbang," kata Uceng,m yang kini jadi komentator resmi Copa Amerika di KOMPAS TV.

Dia menyarankan, manajemen menghabiskan masa kontrak pemain yang ada sambil melihat pemain mana yang layak dilepas, dipertahankan atau dibidik buat kompetisi resmi.

Senada Uceng, Direktur V-Channel Anno Suparno, menilai PSM keliru karena langsung kontrak pemain asing dan beberapa pemain top, bahkan baru saja membayar pelatih papan atas.

"Harusnya membina pemain lokal saja sambil kontrak pelatih asing untuk persiapan kompetisi resmi PSSI," kata Anno, terpisah.
Ini kakalahan kedua PSM dalam 7 hari terakhir di menit terakhir laga.

Saat melawan Arema Cronus di Stadion Mattoanging, Makassar, Minggu (12/6) lalu, gawang Kurnia Meiga, juga bobol oleh striker Arema, Sugiarto di menit 86'.

Inilah kekalah dua kali beruntun PSM, pertama dalam turnamen yang diikuti 18 tim ini, setelah diasuh Robert Rene Albert, sejak 1 Juni lalu.
PSM sudah 7 kali berlaga, 4 kali tandang dan 3 kali main di kandang. Dari tujuh laga, PSM sudah kalah empat kali, 2 kali menang dan sekali seri. (*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved