Mahasiswi Kritis Usai Kegiatan Kampus
Polisi Tak Temukan Kejanggalan di TKP, Keluarga Tolak Jenazah Rezky Diotopsi
Kapolres Gowa, AKBP Rio Indra Lesmana, mengatakan dari hasil olah TKP, tim tidak menemukan kejanggalan sama sekali.
Penulis: Waode Nurmin | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur Wa Ode Nurmin
TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA- Sehari pascameninggalnya mahasiswa Kedokteran UMI, Rezky Eviena Syamsul (22), anggota Reskrim Polres Gowa bersama tim identifikasi, melakukan olah TKP di Desa Pao, Kecamatan Tombolo Pao, Gowa, kemarin.
Kapolres Gowa, AKBP Rio Indra Lesmana, mengatakan dari hasil olah TKP, tim tidak menemukan kejanggalan sama sekali.
"Hasilnya kita tidak temukan kejanggalan di TKP. Terutama yang mengarah ke dugaan penganiayaan. Seperti sungai dan batu yang ada disekitar lokasi kejadian," katanya melalui sambungan seluler.
Hasil ini pun menurut Rio akan langsung dilaporkan ke Polda Sulsel. Meski pun laporan pihak keluarga korban yang sebelumnya sudah dicabut. Meski laporan dicabut, namun tidak menghentikan pihak kepolisian Polda Sulsel untuk melanjutkan penyelidikan.
Unit Resmob Polda pun sudah bertemu orang tuanya di Mamuju, Sulawesi Barat, untuk permintaan otopsi korban. Namun menurut Kanit Resmob Polda Sulsel, AKP Mochammad Yunus Saputra, keluarga tetap menolak dilakukan otopsi.
Sebelumnya Resky dirawat sejak 4 Juni 2016 lalu dalam kondisi koma, setelah akhirnya meninggal dunia Selasa (7/6/2016).
Adapun penjelasan kondisi medis Resky saat dirawat, yakni kondisi kematian batang otak, suhu badan mencapai 42 derajat yang menunjukkan tubuh Resky sulit lagi diselamatkan.
Rezky Eviena Syamsul (22) mahasiswa kedokteran UMI yang meninggal dunia di RS Wahidin Sudirohusodo Makassar pukul 06.00 Wita setelah dirawat dan tak sadarkan diri di ruang ICU Bedah.
Cewek berhijab ini diduga mendapat penganiayaan setelah mengikut Diksar jurusan Tim Bantuan Medis (TBM) Kedokteran di Malino beberapa waktu yang lalu.(*)