Munaslub Partai Golkar
Tolak Mahar Rp 1 M, SYL: Ini Prinsip Saya
Saya memilih untuk tidak ikut membayar Rp 1 semata karena kecintaan saya pada partai
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel Syahrul Yasin Limpo memutuskan mundur sebagai calon ketua umum (caketum) DPP Partai Golkar, Kamis (5/5/2016).
Syahrul merasa “dipaksa” mundur oleh Steering Committee (SC) Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar.
“Itu (wajib bayar Rp 1 M) artinya saya dipaksa mundur. Itu dukungan ke saya untuk mundur,” kata Syahrul melalui WhatsApp, tadi malam.
Berikut pejelasan Syahrul Yasin Limpo:
Saya memegang perinsip bahwa pemimpin itu harus diukur dengan ketulusannya, kemudian integritasnya dan kapasitasnya. Pemimpin tidak boleh diukur lewat uang.
Kalau ukuran uang menjadi wajib, lewat apapun namanya, akan membudayaan rekruitmen ke pemimpinan hanya dengan memiliki uang.
Atau, harus dibayangkan, seseorang tidak lagi diukur pada hebat berkemampuan, bersertivicatet, dan berpengalaman.
Saya memilih untuk tidak ikut membayar Rp 1 semata karena kecintaan saya pada partai, citra buruk yang diopinikan orang tentang Golkar harusnya terbantahkan.
Saya datang dengan sebuah tekad untuk memperbaiki Golkar agar bisa mengembalikan seluruh marwa dan kebesarnya yang berpihak pada kepentingan rakyat.
Buka persoalan Rp 1 miliar atau satu sen, tetapi bagi seorang kepemimpinan tidak boleh diukur seperti itu.
Sabagai kader yang cinta pada partai, untuk mengingatkan kepada semua pihak bahwa seperti itu (mahar) dari awal tidak boleh ada.
Sebagai pemimpin, saya siap menanggung seluruh risiko termasuk dicoret dari caketum Golkar jika Steering Committee (SC) menganggap tidak seperti itu bentuk yang harus dilakukan.
Selama ini kita berpartai sudah lama dan tidak ada (mahar) yang dipersyaratkan secara ketat. Saya ini dari lurah sampai gubernur , coret saja, nda ada masalah. Ini soal prinsip.
Berita selengkapnya dapat dibaca pada edisi cetak Harian Tribun Timur, Jumat (6/5/2016) hari ini. (*)