Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kim Jong-un Punya 'Kelompok Wanita Penghibur', Malah Ada Masih Berusia 13 Tahun

Secara umum, kelompok wanita penghibur dibagi ke dalam tiga kelompok khusus.

Editor: Edi Sumardi
MIRROR
Kim Jong-un dikelilingi perempuan. 

PYONGYANG, TRIBUN-TIMUR.COM - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un ternyata memiliki kelompok wanita penghibur pribadi.

Disebut 'Pleasure Squad', kelompok tersebut terdiri dari dua ribu perempuan, yang di antaranya adalah remaja-remaja seusia 13 tahun yang masih perawan.

Para remaja tersebut dipilih secara acak oleh tentara-tentara Korut, yang terkadang diambil dari sekolahnya.

Remaja-remaja yang terpilih kemudian diperiksa secara teliti rekam kesehatannya dan rutin dicek ulang untuk memastikan keperawanan mereka.

Mereka yang lolos kemudian akan melayani para pria di kalangan elit pemerintahan Korut, tak terkecuali sang pemimpin, Kim Jong-un.

Para remaja yang terpilih tidak diizinkan untuk melapor soal itu atau bertemu keluarganya dan jika ketahuan kabur, hukuman mati menanti.

Mereka hanya boleh memberitahu bahwa mereka diikutsertakan dalam sebuah proyek penting pemerintah.

Secara umum, kelompok wanita penghibur dibagi ke dalam tiga kelompok khusus.

Satu kelompok untuk dijadikan pemuas seksual, satu kelompok lagi untuk dijadikan pemijat, dan satu kelompok lain untuk dijadikan penghibur.

Kelompok tersebut dibentuk pertama kali oleh ayah Kim, Kim Jong-il, dan sempat dibubarkan oleh Kim Jong-un ketika dirinya memerintah.

Namun, menurut surat kabar Chosun Ilbo, Kim kembali merekrut anggota baru untuk kelompok penghiburnya, sekitar enam bulan ayahnya meninggal dunia.

Jong-un marah, gadis-gadis ini disuruh pulang

Secara mengejutkan, grup girl band asal Korea Utara, Moranbong Band membatalkan panampilannya di Beijing sebagaimana yang direncanakan sebelumnya.

Keputusan sangat mendadak ini, bahkan dilakukan hanya tiga jam sebelum mereka naik ke panggung untuk tampil di hadapan ribuan warga China dan para pejabat pemerintahan di National Centre of The Performing Arts, Beijing pada Sabtu (12/12/2015) kemarin.

Usut punya usut, keputusan tersebut ternyata merupakan buntut dari kemarahan Kim Jong Un.

Kim marah lantaran para tamu yang menghadiri pertunjukan tersebut ternyata telah diganti oleh para pejabat Partai Komunis Politburo yang berasal dari pangkat rendahan.

Bukan, dari para pejabat tinggi sebagaimana yang direncanakan sebelumnya.

Media Korean Portal menyebutkan bahwa Kim begitu kecewa lantaran pertunjukan agen budaya Korea Utara tersebut tidak dihadiri oleh Presiden China, Xi Jinping.

Oleh karena itu, Kim langsung memerintahkan Moranbong Band untuk membatalkan penampilan mereka dan kembali pulang ke Pyongyang.

Adapun sebagaimana dilansir Yonhap News, pertunjukan tersebut merupakan bagian dari agenda pertukaran budaya antara Korea Utara dan China.

"China memandang pentingnya pertukaran budaya dengan Korea Utara, dan kami sudah siap untuk melanjutkan kerjasama untuk mempromosikan pertukaran bilateral dan kerjasama kultural dengan Korea Utara," jelas, Menteri Luar Negeri China, Hong Lei.

Dilarang pakai nama Kim Jong-un

Korea Utara memerintahkan siapa pun yang memiliki nama sama dengan pemimpin negara itu, Kim Jong-un, untuk mengubahnya, lapor media Korea Selatan.

Perintah tersebut, menurut Televisi KBS dan kantor berita Yonhap, dimuat dalam panduan tahun 2011 tetapi baru diungkap secara terbuka sekarang.

Berdasarkan panduan, bayi yang baru lahir tidak boleh diberi nama Kim Jong-un. Selain itu, orang-orang yang sudah diberi nama tersebut harus mengubah nama mereka di akta kelahiran.

Meskipun panduan pengubahan nama dilaporkan bersifat suka rela, para wartawan melaporkan tidak banyak warga Korea Utara yang berani mengabaikan perintah seperti itu.

Perintah tersebut diperkirakan berlaku bagi para pemimpin-pemimpin sebelumnya, Kim Jong-il dan Kim Il-sung, ayah dan kakek Kim.

Kim Jong-un muncul sebagai penerus pada 2011, tetapi orang tua yang memberikan nama kepada anak-anak mereka sebelum tahun tersebut tidak tahu tentang apa yang akan terjadi di kemudian hari dengan nama yang mereka berikan.

Wartawan BBC, Charles Scanlon, mengatakan larangan penggunaan nama pemimpin bagi warga juga diberlakukan di masa dinasti-dinasti Cina dan tetangga-tetangga mereka.

Di Korea Utara, keluarga yang berkuasa menuntut agar mereka diagungkan sama seperti kaisar di masa lampau.(fox news/mirror)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved