Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ahok Jelaskan Mengapa Proyek UPS di Jakarta Mahal, Bos Agung Podomoro Tertawa Terbahak-bahak

Ahok menjelaskan kepada bos Agung Podomoro mengapa proyek itu mahal

Editor: Ilham Arsyam

TRIBUN-TIMUR.COM - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama pernah bertemu bertemu dengan jajajaran manajemen PT Muara Wisesa Samudra, di Balai Kota Jakarta, 24 April 2015 lalu.

Rombongan manajemen anak perusahaan Agung Podomoro Land itu dipimpin Wakil Direktur I Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja.

Pertemuan tersebut diabadikan melalui video rekaman oleh Humas Sekretariat Provinsi DKI Jakarta dan diunggah melalui channel resmi pada YouTube.

Pertemuan itu berlangsung kurang lebih 50 menit.

Kepada Ahok, sapaan Basuki, dijelaskan soal rencana reklamasi Pulau G (Pluit City) beserta pembangunan rumah tinggal, rumah toko, dan perkantoran di atas pulau buatan tersebut.

Setelah melihat pemaparan atas rencana tersebut, Ahok meminta Agung Podomoro untuk membuat perjanjian bahwa reklamasi itu tak membuat pendangkalan. 

Yang menarik, Ahok menyebut jika proyek triliunan grup Agung Podomoro di pulau itu tidak ada apa-apanya dengan apa yang Pemprov DKI punya.

“Agung Podomoro paling habiskan anggaplah Rp 4 T (Triliun) pertahun. Kita Pokir (pokok pikiran DPRD DKI) saja habiskan Rp 12, 1 T. Jadi tiga tahun terakhir sekitar Rp 40 T untuk barang yang tak ada gunanya,” kata Ahok yang disambut tawa peserta rapat.

Ahok kembali menyindir proyek yang digagas DPRD DKI, pengadaan uninterruptible power supply (UPS) yang nilainya mencapai Rp 6 milir tiap sekolah.

Ahok menjelaskan kepada bos Agung Podomoro mengapa proyek itu mahal.

“Mengapa UPS kami mahal? UPS sebenarnya murah, USB juga murah, ini (yang diadakan) UPS bisa fungsi jadi USB juga, makanya mahal. (Orang) belum ada berpikir sampai di situ, kami sudah memikirkannnya,” pernyataan Ahok ini sontak membuat Ariesman Widjaja dan rombongan Podomoro tak bisa menahan tawanya.

Tentu saja Ahok hendak menyindir Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana atau Haji Lulung yang merupakan Koordinator Komisi E yang membahas pengadaan uninterruptible power supply (UPS) pada 2014 lalu.

Saat itu Lulung menyebut UPS sebagai universal serial bus (USB) yang berupa kabel atau flashdisk.

Setahun setelah pertemuan dengan Ahok itu, Ariesman Widjaja ditangkap KPK.

Dia diduga menyuap Ketua Komisi D DPRD DKI Muh Sanusi soal proyek reklamasi ini.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved