Mereka yang Cantik dan Mematikan
arena pejuang IS merasa mereka yang mati di tangan perempuan tidak akan masuk surga
Mereka dikirim dalam misi pengintaian, berpatroli, menjaga pos pengawasan atau rumah sakit.
"Satu-satunya perbedaan," kata Kolonel Rashid, sang komandan, "adalah para lelaki memakai senapan yang lebih berat."
Perempuan di Akar Tradisi
Peshmerga yang dalam bahasa Kurdi berarti "mereka yang menatap mata kematian," aktif sejak akhir Perang Dunia I.
Sejak dulu sayap militer Kurdi ini bertempur melawan pemerintahan Irak.
Sejak jatuhnya rejim Saddam Hussein, wilayah Kurdistan menikmati otonomi dan kemajuan ekonomi.
Perempuan yang teremansipasi sudah mengakar dalam tradisi Kurdi
Kebebasan Perempuan Kurdi
Peshmerga pertamakali merekrut prajurit perempuan sekitar 20 tahun lalu.
Selain Peshmerga, minoritas Kurdi juga memiliki kelompok bersenjata lain seperti Partai Buruh Kurdi, PKK, atau YPG yang juga banyak diperkuat oleh kaum hawa.
Adalah Abdullah Öcalan, pimpinan PKK, yang pertama kali mencetuskan ide serdadu perempuan.
"Jika perempuan dijadikan budak, lelaki pun mengalami nasib sama," katanya
Perjuangan demi Kebebasan
Peshmerga bertempur di front sepanjang 1000 kilometer di utara Irak. Jika dulu rejim Saddam Hussein dianggap sebagai ancaman terbesar, maka kini peran laknat tersebut digantikan oleh Islamic State.
"Kami disini karena ingin melindungi apa yang telah susah payah kami capai, yakni parlemen, keamanan dan stabilitas," kata Komandan Rashid. (dw.de)