Wabah Antraks, Pedagang Coto Kurangi Ambil Daging di RPH
Ia menjelaskan, selain jumlah sapi yang dipotong setiap harinya turun, permintaan daging pun khususnya dari penjual coto dan bakso mengalami penurunan
Penulis: Mulyadi | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Mulyadi
TRIBUN-TIMUR.COM, PINRANG-Wabah Antraks yang menyerang sapi ternak milik warga di Kabupaten Pinrang membuat pemotongan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Kecamatan Paleteang, Kabupaten Pinrang turun
"Biasanya kami memotong sapi setiap harinya 13 hingga 14 sapi tetapi setelah wabah bakteri Antraks ini menyebar hanya maksimal 7 sapi yang dipotong setiap harinya,"jelas Penjaga RPH Pinrang, Erwin, Rabu (23/3/2016).
Ia menjelaskan, selain jumlah sapi yang dipotong setiap harinya turun, permintaan daging pun khususnya dari penjual coto dan bakso mengalami penurunan.
"Setiap harinya permintaan daging dari penjual bakso dan coto mencapai 75 kilogram tetapi setelah adanya penyakit bakteri Antraks menurun hingga setiap hari maksimla 25 kilogram saja,kata Erwin.
Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan Pinrang, Rusyadi mengungkapkan setelah adanya Antraks pihaknya menjaga RPH untuk mengawasi kesehatan sapi yang dipotong.
"Kita jaga RPH 24 jam sehingga sapi dipotong sudah dijamin kesehatannya,"katanya.
Ia mengungkapkan, warga tidak perlu takut mengkomsumsi daging sapi yang berasal dari RPH karena dijamin kesehatannya.
"Kesehatan hewan ternak yang dipotong karena sebelum dipotong kesehatannya dicek terlebih dahulu,"jelasnya.(*)