Sebelum Ratna Sarumpaet, Akun Twitter TNI AU Pernah 'Skakmat' Fahri Hamzah
Sebelum Ratna, akun ini juga ternyata pernah terlibat 'perang' dengan akun politisi PKS Fahri Hamzah.
TRIBUN-TIMUR.COM - Akun twitter TNI Angkatan Udara, @_TNIAU tiba-tiba menjadi perbincangan publik.
Akuin twitter ini mendapat pujian dari berbagai kalangan. Hal itu terjadi setelah akun resmi TNI AU ini melontarkan sejumlah kicauan yang menohok teruma bagi mereka yang memojokkan TNI.
Terakhir, aktivis Ratna Sarumpaet terbukti sudah merasakan bagaimana ‘dihajar’ admin akun ini.
Lewat akunnya, Ratna menyentil Ahok dan menudingnya telah membeli tentara, polisi bahkan KPK untuk kepentingannya.
Lagi-lagi, TNI AU meminta bukti tersebut dan Ratna tak bisa menunjukkannya.
"Bu @RatnaSpaet pegang kwitansinya? Boleh lihat Bu?," tulis akun Twitter @_TNIAU.
“Come on..Bu @RatnaSpaet, tuduhan seserius itu Ibu bilang "asumsi"? Come..oon!”.
Namun sebelum Ratna, akun ini juga ternyata pernah terlibat 'perang' derngan akun politisi PKS Fahri Hamzah.
Kicauan Fahri yang menyebut Lanud Halim Perdanakusuma bisa dijual ke tangan asing langsung mendapatkan tamparan keras dari admin @_TNIAU.
"Panglima TNI dan Menteri Pertahanan gencar bicara proxy war...tapi pangkalan TNI AU dibeli asing..." tulis Fahri.
Ini balasannya: "Boleh kami tahu Lanud mana yg dibeli asing Pak @FahriHamzah?".
"Dapat dibayangkan betapa rawan kawasan itu jika pengelolaan penerbangan dikendalikan pihak lain...," tulis Fahri.
"Maaf Pak, aerodrome Halim tetap dikendalikan oleh TNIAU/Lanud HLM. Pengelola #BandaraHLP hanya mengurus terminal," balas TNIAU.
Di era supremasi sipil, kami tunduk pada Peraturan Perundang-undangan RI Pak. Bukankah itu produk legislasi? https://t.co/77u3oJHp2A
— TNI Angkatan Udara (@_TNIAU) March 8, 2016
“Tolong ini dibikin jelas...saya ingin TNI AU kuasai penuh kawasan halim...bukan oleh koperasi atau korporasi,” tulis Fahri lagi.
Akun twitter TNI AU pun merespon dengan menyebut itu adalah regulasi yang dibuat di DPR.
“Di era supremasi sipil, kami tunduk pada Peraturan Perundang-undangan RI Pak. Bukankah itu produk legislasi?,” jawab @TNI_AU.
Berkat model komunikasi yang interktif ini follower akun twitter TNI AU terus bertambah. Hingga Senin (14/3/2016) akun ini sudah diikuti 47 ribu lebih followers.