Polemik Jembatan Tello
Jembatan Tello Belum Selesai, Prof Lambang Basri : BBPJN VI Harus Minta Maaf
Hal tersebut dikatakan Prof Lambang, setelah ditanya mengenai dampak dari pengerjaan proyek Jembatan Tello yang tak kunjung selesai.
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Ina Maharani
Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Masyarakat Transportasi, Prof Lambang Basri menyatakan Balai Pelaksana Besar Jalan Nasional (BBPJN) VI Makassar harus meminta maaf kepada masyarakat.
Hal tersebut dikatakan Prof Lambang, setelah ditanya mengenai dampak dari pengerjaan proyek Jembatan Tello yang tak kunjung selesai.
"Ini sangat merugikan masyarakat, tentunya Balai Besar Jalan harus bertanggungjawab dengan segera merammpungkan proyeknya dan sampaikan permohonan maaf kepada masyarakat," kata Prof Lambang, Jumat (27/2/2016).
Tidak sekadar minta maaf kepada masyarakat khususnya para pengendara, BBPJN kata pakar transportasi darat itu menyebutkan selaku pelaksana dan penanggungjawab proyek pihaknya harus mensosialisasikan kepada masyarakat atau mengumumkan melalui media massa jika proyek itu belum bisa digunakan karena terjadi kesalahan teknis.
Menurutnya sosialisasi ini sangat penting, karena masyarakat sudah tahu bahwa Jembatan Tello yang merupakan titik kemacetan di kawasan utara kota Makassar itu sudah bisa digunakan di awalntahun 2016, namun faktanya tidak.
"Ini kan sudah diberitakan di media dua tahun lalu bahwa Jembatan Tello akan diperlebar sehingga tidak ada lagi kemacetan di poros Perintis dan Urip Sumihardjo," ujar Prof Lambang.
Sejumlah pihak juga ikut imbas dari proyek yang dikerjakan oleh PT Galih Medan Persada.
Prof Lambang Basri menyebutkan, sejumlah investor juga sangat rugi dengan tidak selesainya proyek ini.
Salah satu kerugian investor atau para perusahaan dibidang perdagangan yakni ketidakpastian waktu tiba dilokasi tujuan.
"Itu kan sangat merugikan para pengusaha. Mulai dari dana operasional karena macet, dan rugi waktu," ujarnya.
Hal ini juga berdampak pada ketahanan Jembatan yang lama, dimana aktivitas serta beban kendaraan yang ada diatas jembatan terus bertambah tapi keutuhan atau fisik jembatan hanya dikerjakan sekali.
Jembatan Tello kata Prof Lambang, tidak serumit untuk penyelesaiannya. Pasalnya sebelum proyek tersebut dilaksanakan ada perencananaan.
Dimana didalam perencanaan itu, terdapat dampak ketika terjadi masalah dikemudian hari.
"Kalau bagus cara kerjanya pasti selesai trpat waktu. Semua proyek begitu," Prof Lambang menambahkan.