Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ini Cerita Okky, Alumnus Unhas Makassar yang Raih Piala Oscar di Skotlandia

Piala Oscar atau Academy Award merupakan penghargaan film Amerika untuk karya industri film

Editor: Ilham Mangenre
Ini Cerita Okky, Alumnus Unhas Makassar yang Raih Piala Oscar di Skotlandia - okky-irmanita-foto-large_20160221_225314.jpg
fb
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar, Okky Nur Irmanita (kiri) meraih piala Oscar bersama rekannya dalam The Oscar Shortfilm Competition Adam Smith Bussiness School University of Glasgow, yang digelar di Hilton Hotel Glasgow, Jumat (19/2/2016). Okky yang juga jurnalis Kompas TV ini adalah mahasiswi Adam Smith Bussiness School University of Glasglow, Skotlandia.
Ini Cerita Okky, Alumnus Unhas Makassar yang Raih Piala Oscar di Skotlandia - the-oscar-shortfilm-competition-adam_20160220_220916.jpg
akun instagram resmi The Oscar Shortfilm Competition Adam Smith Bussiness School University of Glasglow
Okky Irmanita (jilbab merah) diwawancara sebagai pemenang dalam The Oscar Shortfilm Competition Adam Smith Bussiness School University of Glasglow, yang digelar di Hilton Hotel Glasgow Jumat (19/2/2016).

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM- Okky Nur Irmanita, alumnus Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar, meraih piala Oscar dalam The Oscar Shortfilm Competition Adam Smith Bussiness School University of Glasgow, yang dihelat di Hilton Hotel Glasgow, Jumat (19/2/2016).

Tim mahasiswi pascasrajana Adam Smith Bussiness School University of Glasgow, Skotlandia, itu terbaik dalam program kompetisi film pendek tentang kehidupan masyarakat di Glasgow.

Kehidupan sebagai bagian dari pesta dansa untuk para mahasiswa S2 di kampus tersebut.

Penghargaan kategori best original movie atau film asli terbaik.

Film berjudul The Challenging Fish and Chips.

Film itu bercerita tentang pengalaman wanita bernama Ayu, yang kesulitan membeli panganan fish and chips.

Kesulitan lantaran pedagang fish and chips di sana hanya bisa berbicara bahasa Inggris dalam aksen lokal masyarakat Glasgow yang tak gampang dimengerti.

Sesuai dengan nama acaranya yang terinspirasi dari penghargaan bergengsi film Academy Awards.

Piala Oscar yang diterima pun menyerupai piala dalam penghargaan tersebut.

Tribun-timur.com mewawancarai Okky Nur Irmanita melalui jejaring media sosial, Minggu (21/2/2016) malam.

Okky punya cerita di balik piala Oscar, berikut cerita Okky juga jurnalis Kompas TV, tersebut.

Oscar ini adalah salah satu kegiatan dari Adam Smith Business School (ASBS) University of Glasgow khusus untuk mahasiswa pascasarjana.

Nah, awal keikutsertaan kami itu, saat ada pengumuman lewat email, bahwa mahasiswa bisa berpartisipasi untuk kompetisi film pendek dan pemenangnya akan diumumkan di malam Oscar ASBS, meniru penghargaan Oscar sebenarnya.

Lalu, rekan saya, Muhammad Fitra, membuka percakapan di grup whatsapp yang beranggotakan pelajar Indonesia yang sedang studi di Glasgow University.

Saya dan Ayu Utami, menerima 'panggilan' ikut Oscar dari Fitra, lalu kami janjian untuk meeting perdana.

Belakangan, kami ajak juga Fauziah Izzati yang punya kemampuan di bidang disain grafis.

Siapa tim Okky?

1. Muhammad Fitra (MSc Financial Forecasting). Peran: director - videographer

2. Okky Irmanita (MSc Media Management). Peran: co-director - Editor

3. Ayu Utami (MAcc International Accounting & Financial Management). Peran: aktris

4. Fauzia Izzati (MSc Forensic Toxicology). Peran: Disainer Grafis

Okky Nur Irmanita (kiri), Ayu, dan Fitra, meraih piala Oscar bersama rekannya dalam The Oscar Shortfilm Competition Adam Smith Bussiness School University of Glasgow, yang digelar di Hilton Hotel Glasgow, Jumat (19/2/2016).

Kami sama - sama penerima beasiswa LPDP. Okky, Ucha, Ayu juga aktif di PPI Greater Glasgow.

Saat pertemuan perdana di sebuah kedai ayam goreng halal, kami memilih opsi original film.

Panitia Oscars memberi dua pilihan untuk peserta, yakni original film tentang pengalaman unik selama tinggal di Glasgow dan kategori recreated film atau film yang mengadaptasi film terkenal.

Kami pun sepakat menunjuk Ayu jadi pemeran utama. Pertemuan berikutnya, kami eksekusi pengambilan gambar alias shooting.

Pengambilan gambar ini menantang karena kami lakukan di luar ruangan, dengan cuaca saat itu berkisar 1 hingga 3 derajat.

Pertemuan ketiga kami melakukan shooting di kedai fish n chips yang bernama University Cafe, kedai tua yang populer di kalangan mahasiswa Glasgow University. Kami sempat ragu apakah akan diberi izin oleh pemilik kedai.

Maklum, di Glasgow dan Britania Raya secara umum, ketentuan terkait privasi dan media sangat ketat.

Untungnya, pemilik kedai sangat welcome dan bahkan tidak keberatan dirinya ada dalam adegan di film kami.

Pertemuan keempat diisi dengan penyuntingan gambar. Film yang akan kami ikutsertakan harus berdurasi 1 menit.

Awalnya kami pikir semakin singkat durasi film, semakin mudah bagi kami. Ternyata sebaliknya. Banyak adegan yang terpaksa dibuang.

Ada juga beberapa sequence yang harus dipercepat. Kami berempat pun sempat harus mengulang brain storming karena ada beberapa scene yang tidak berkesinambungan.

Sudah hampir jam 10 malam, dan editing hampir selesai. Di saat yang sama, kami juga merampungkan formulir pendaftaran.

Lalu, muncullah ide untuk memisahkan adegan fish n chips untuk jadi film terpisah.

Karena sudah larut, saya mengiyakan ide teman saya, dan melakukan editing keesokan paginya di kafe perpustakaan.

Akhirnya, kami memasukkan dua film. Pertama, Ayu's life in Glasgow, film yang merangkum espektasi seorang Ayu dan kendala cuaca serta bahasa yang dialaminya di Glasgow.

Film kedua, The Challenging Fish n Chips yang merekam dialog Ayu saat memesan Fish n Chips namun harus berkomunikasi dengan 'bahasa Tarzan'.

Sang pemilik kedai berbicara dengan bahasa Inggris aksen Glasgow (Glaswegian Accent), sementara Ayu berbicara dengan bahasa Inggris dengan aksen yang juga tidak dimengerti si pemilik kedai.

Malam Oscar

Kami begitu kagum dengan 'keseriusan' ASBS mengemas malam Oscar. Acaranya berlangsung di Hotel Hilton Glasgow.

Di pintu utama, ada beberapa patung Oscar dan karpet merah. Kami juga mendapat jamuan three course dinner.

Pengumuman kompetisi film yang pertama dibacakan adalah kategori best animated movie. Pemenangnya adalah tim yang dipimpin oleh Shinta Yanirma.

Film ini bertokohkan 5 orang yang dibentuk dalam wayang kertas.

Shinta menjadi director oleh film ini dan dibantu oleh rekan - rekan setimnya dari mahasiswa program MBA ASBS, termasuk Destra Rahmayadi.

Baik Shinta dan Destra adalah pelajar Indonesia yang juga awardee LPDP.

Kategori kedua yang dibacakan adalah best actress disusul dengan best actor. Kategori ketiga adalah best original film.

Ternyata film kami Challenging Fish n Chips yang keluar jadi pemenang. Kami dipanggil ke panggung dan diberi 'replika' Piala Oscar oleh Professor John Finch, Head of School ASBS.

Tak Disangka

Saya tidak menyangka begitu besar apresiasi dari lingkungan saya, terutama sejak Tribun Timur memberitakan lewat website.

Saya terus terang kaget, karena hanya 'menceritakan' ke orang terdekat.

Tapi, sampai saat ini, ungkapan selamat terus mengalir, terutama dari almamater saya di Fakultas Hukum Unhas, untuk itu saya sangat berterima kasih.

Saya ikut ambil bagian di Oscar ini tak lepas dari ketertarikan saya dengan media. Sebelum studi di Glasgow, saya bekerja sebagai jurnalis di KompasTV.

Saat itu, jarang sekali saya 'memegang' kamera. Barulah beberapa bulan jelang cuti sekolah, saya dipercaya menjadi video journalist dengan tugas pertama meliput kegiatan Wapres Jusuf Kalla di Jambi pada 28 Maret 2015.

Saat sudah di Glasgow, saya tetap ingin belajar lagi tentang media, khususnya di bidang audio visual.

Berdasarkan yang saya pelajari di course saya, video adalah format andalan 'untuk media masa depan'. Karena itu, saya memanfaatkan kesempatan untuk sekalian belajar seluk beluk video.

Akhir tahun 2015 lalu, saya ikut pelatihan di Glasgow University Muslims Student Association (GUMSA).

Dari situ, saya alhamdulillah bisa aktif bersama teman - teman untuk melakukan filming dan editing untuk kegiatan GUMSA.

Termasuk yang terakhir, di acara Islam Awareness Week.

Begitupun untuk Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Greater Glasgow.

Namun untuk PPI, saya sejauh ini lebih banyak menulis dan bertanggung jawab untuk dokumentasi berupa foto.

Bagi saya, bukan soal society mana tempat saya berkontribusi.

Namun, memanfaatkan peluang yang kebetulan banyak saya temukan di Glasgow. Mumpung dapat kesempatan belajar di bidang media.

Terima kasih untuk LPDP juga yang sudah memercayakan kami untuk menerima beasiswa penuh sehingga kami bisa melaksanakan studi master di University of Glasgow dan menjalani banyak pengalaman tak terlupakan lainnya di Britania Raya.

Demikian cerita Okky.

Piala Oscar atau Academy Award merupakan penghargaan film Amerika untuk karya industri film.

Banyak kategori pemenang untuk piala tertua dunia ini.

Penghargaan yang diberikan berupa salinan patung oleh Academy Award of Merit, atau lebih populer disebut Oscar. 

Adam Smith Busines School mengadaptasi anugerah Oscar ini untuk memotivasi mahasiswa berkarya di bidang sinematografi.(*)


Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved