Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Lagi, RSUD Syekh Yusuf Dikeluhkan Pasien

Bentuk pelayanan RSUD Syekh Yusuf Gowa, untuk kesekian kalinya dikeluhkan warga

Penulis: Waode Nurmin | Editor: Ina Maharani
TRIBUN TIMUR/WA ODE NURMIN
Lisnawati (20) terbaring lemah diruang UGD RSUD Syekh Yusuf Gowa, sejak Kamis (4/2/2016). Namun karena dokter tidak tidak mengetahui jelas penyakit pasien, Lisna dirujuk ke RS UIT Makassar, Sabtu (6/2/2016) malam. 

Laporan Wartawan Tribun Timur Wa Ode Nurmin

TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA - Bentuk pelayanan RSUD Syekh Yusuf Gowa, untuk kesekian kalinya dikeluhkan warga

Kasma, warga BTN Pao-pao, Kelurahan Paccinongan, Kecamatan Somba Opu, mengeluhkan pelayanan rumah sakit pemerintah tersebut, yang menurutnya tidak melakukan pemeriksaan sesuai keluhan penyakit adiknya, Lisnawati (20).

"Adik ku ini masuk Kamis (4/2/2016). Karena panas dan demam tinggi. Tapi dokter sama sekali tidak ambil sampel darahnya. Tidak ditahu juga sakit apa. Cuman diinfus, itu ji," katanya saat ditemui di RSUD Syekh Yusuf, Jl. Wahidin Sudirohusodo, Sabtu (6/2/2016) malam.

Setiap pagi, selama dua hari dirawat, Lisna hanya ditanya keluhannya apa dan nama.

"Begitu ji. Kalau dokter datang tanya, ini namanya siapa, cek sebentar terus pergi lagi," katanya.

Kami pun sempat menanyakan kenapa adiknya tidak diambil darahnya. "Saya tanya kenapa tidak diambil sampel darahnya, katanya tidak ada kamar kosong. Kenapa ambil sampel darah harus ada kamar kosong, itu mi juga yang saya pertanyakan, " lanjutnya.

Terakhir sebelum dirujuk ke RS UIT Makassar, dokter hanya memberikan obat sakit lambung. "Padahal adik ku ini panasnya naik turun. Cuman dikasih obat sakit lambung. Dan sekarang dirujuk lagi, " katanya.

Sementara Direktur RSUD Syekh Yusuf Gowa, Dr Salahuddin, saat dikonfirmasi media, mengatakan tidak yakin jika pasien tidak mendapat penanganan apalagi pengambilan sampel darah.

Menurutnya, pasien yang masuk UGD sesuai prosedur pasti dirawat.

"Persepsi masyarakat biasanya begitu, kita tangani tapi mereka selalu maunya dilihat. Kalau dia dirawat pasti sudah diambil darahnya. Apalagi kalau kecurigaan terserang DBD," ujarnya.

Terkait rujukan, Salahuddin menjelaskan jika mungkin saja karena pasien yang sudah menunggu lama namun belum ada kamar kosong, sehingga dokter mengambil kesimpulan untuk melakukan rujukan.

"Mungkin kamar penuh, jadi dititip dulu di UGD. Kalau dia dianggap gawat pasti akan dirawat," tambahnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved