Gelar Dialog Publik, PPI Bahas Nilai Pancasila
Acara ini menghadirkan sejumlah pembicara, antara lain Aswar Hasan, Yanuardi, Alwi Rahman akademisi, dan Hidayat Nahwi Rasul.
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Lembaga non pemerintah Poros Pemuda Indonesia (PPI) mengadakan dialog publik di Warkop Cappo Jl Sultan Alauddin, Kamis (28/1/2016).
Acara ini menghadirkan sejumlah pembicara, antara lain Aswar Hasan, Yanuardi, Alwi Rahman akademisi, dan Hidayat Nahwi Rasul.
Dialog yang diikuti sekitar 50 mahasiswa tersebut, mengangkat tema penguatan nilai-nilai Pancasila sebagai upaya memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam dialog itu, Aswar mengatakan kemana ruh dari Pancasila?. Menurutnya, negara Indonesia yang memiliki semboyan Pancasila, terlalu lama diperdebatkan.
Hal tersebut bergambar dengan banyaknya peristiwa "fakta" yang mempertanyakan Pancasila sebagai semboyan mempersatukan masyarakat Indonesia.
Dimana belakangan ini, masyarakat Indonesia terpecah dengan beragam paham, serta ada juga yang ingin melakukan pemberontakan terhadap negara.
"Pancasila terlalu lama mengalami perdebatan, padahal ini telah selesai pada 1945," katanya.
Selain itu, Yanuardi mengatakan, banyak nilai Pancasila yang belum diaplikasikan oleh masyarakat, seperti pada sila ketiga Pancasila, yakni Persatuan Indonesia.
Banyaknya perbedaan pendapat membuat masyarakat terpecah dan menimbulkan paham yang berbeda.
Ia mengungkapkan, untuk penanganannya, itu tak lepas dari peran Pemerintah.
Hal senada juga disampaikan Dosen Universitas Hasanuddin (Unhas), Alwi Rahman.
"Kurangnya sosialisasi pemerintah ke masyarakat membuat Pancasila tak dimengerti dam dipahami masyatakat,"kata Alwi.
Menurutnya, tidak mensosialisasikan amalan Pancasila, itu sama halnya kurang melakukan pendekatan kepada masyarakat.
Bahkan kata Alwi, itu mendatangkan ancaman dan menimbulkan kemerosotan.
Sementara itu, Hidayat Nahwi Rasul menilai berbicara mengenai Pancasila, tak lepas dari sumber daya manusia dan sumber daya alam.
Dari tahun ketahun, penduduk Indonesia makin meningkat. Olehnya, persatuan masyarakat Indonesia harus dijaga.
Dengan banyaknya penduduk di Indonesia, itu harus diseragamkan dengan pendekatan, dan karya pemerintah dalam mensejahterahkan masyarat.