Imlek 2567
Liang Tjen Rindu Imlek Makassar di Masa Soekarno
Di dekade awal kemerdekaan Indonesia itu, pernak-pernak imlek selalu menghiasi rumah-rumah warga Tionghoa di Makassar.
Penulis: Muh. David Aritanto | Editor: Ina Maharani
LIANG Tjen (67 tahun), punya kenangan khas tentang perayaan Tahun Baru Imlek di Makassar. Liang Tjen, atau yang lebih akrab disapa Hera, lahir dan besar di masa awal pemerintahan Soekarno.
Kala Soekarno menyerahkan tampuk kepemimpinan ke Soeharto, Maret 1967, Liang Tjeng sudah menamatkan jenjang pendidikan sekolah menengah atas.
Dia sudah 18 tahun, menjelang dewasa. Dia mengenang perayaan Imlek di masa pemerintahan Soekarno di Makassar di dekade 1950 hingga 1960-, tak jauh berbeda dengan masa Reformasi.
Orangtuanya, awalnya bermukim di kawasan Pasar Kalimbu, Bontoala. Pasar Kalimbu, berada sekitar Jl Veteran Utara, Jl Masjid Raya, dan di selatan Jl Gunung Bawakaraeng.
Di dekade awal kemerdekaan Indonesia itu, pernak-pernak imlek selalu menghiasi rumah-rumah warga Tionghoa di Makassar.
Lampion, lilin merah, petasan, tulisan semboyan-semboyan hidup Tanah Tiongkok dengan aksara Mandarin, banyak dipajang di luar rumah.
Karena di Pasar Kalimbu, sudah jadi semacam pemukiman pedagang warga Tionghoa, dan membaur dengan warga Makassar.
"Seperti jugha kalau maulid, suasananya terasa dan selalu dirindukan saat Orde Baru," kata Liang Tjeng, membandingkan iklim perayaan Imlek masa kecilnya dengan era pemerintahan Soeharto.
Tjiang adalah pewaris ketigaToko Pia Weng Heang Tjae yang berlokasi di Jl Sangir, Makassar. Ini adalah salah satu produsen ternama kue Pia, atau kue bulan, makanan wajib di Tahun baru Imlek.
Berita selengkapnya di Tribun Timur edisi cetak besok