Ini Kisah Tawan, Si Pembuat Robot Tangan
Ini Cara Kerja Tangan Robot Milik Tawan
Percobaan kedua dengan menggunakan Bluetooth.
Namun, dia kurang puas karena ternyata kinerja tangan robotnya terganggu jika ada orang yang mengaktifkan Bluetooth telepon seluler di dekatnya.
Percobaan ketiga menggunakan layar sentuh ponsel Android. Sayangnya, ini membuat alatnya tidak berfungsi maksimal dan cepat error atau hang.
"Katanya saja Android pintar, tetapi ya gitu, dipakai sistem ini malah gerak terus kayak mau mukul gitu. Cepat hang," tambahnya.
Cara lain yang pernah dicoba adalah menggunakan motor akselerator.
Tawan mengatakan, tangan robotnya bekerja, tetapi pinggangnya jadi sakit. Ide ini hanya bertahan satu minggu.
Tawan lalu mengungkapkan bahwa dirinya sempat tertarik dengan satu sistem lain yang dinilainya bagus untuk diterapkan.
Namanya brain computer interface (BCI). Namun, alat dan komponennya, menurut dia, cukup mahal.
Sistem lain yang dicobanya adalah menggunakan program numerik.
Ternyata program numerik juga mahal karena membutuhkan sejumlah peralatan, seperti printer 3D, yang harganya mahal.
Selain itu, lanjut Tawan, bahasa programnya sulit dimengerti dan beberapa komponen pendukung lainnya juga mahal.
Menolak disebut pintar
Sejauh ini, Tawan melanjutkan, robot yang dipakainya dengan sistem EEG adalah yang paling cocok dengan kemampuan dan kebutuhannya.
Namun, dia mengaku belum mengetahui efek sampingnya. Dia menargetkan untuk mengevaluasi kinerja alat ini dalam enam bulan.
Kini, waktu yang tersisa tinggal dua bulan.