Netizen Marah Lihat Mayat Diangkut Pakai Mobil Ikan
Mayat Denggang dibawa ke rumahnya dengan menggunakan mobil pick up pengangkut ikan.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Foto-foto jenasah salah satu warga yang diangkut dengan mobil ikan tersebar di media sosial, facebook, Rabu (30/12/2015.
Dari penelusuran Tribun, mayat jenasah tersebut adalah Denggang (80) Desa Labuaja Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Denggang meninggal di Puskesmas Cenrana pada pukul 8.30 wita pagi, beberapa jam setelah ia tiba di sana. Saat hendak dipulangkan ke rumah duka, pihak Puskesmas enggan meminjamkan mobil ambulans. Alasannya ambulans yang terparkir dihalam puskesma tersebut bukan diperuntukkan untuk angkut mayat.
Keluarga korban, Muhammad Rusli mengaku Puskesmas meminta kepada pihak keluarga untuk mencari mobil lain lantaran mobil ambulans tersebut tidak bisa digunakan mengangkut mayat.
Terpaksa mayat Denggang dibawa ke rumahnya dengan menggunakan mobil pick up pengangkut ikan.
"Yang kami sayangkan karena pihak Puskesmas tidak mau meminjamkan mobil ambulansnya terpaksa mayat orangtua kami menggunakan mobil pengangkut ikan," katanya.
Foto-foto Denggang kemudian menyebar di facebook yang tak saja membuat netizen sedih tapi juga marah.
Ambo Enre berkomentar, “Mobil Ambulan itu keperuntukannya ya, Mengantar orang sakit atau yg sd meninggal makanya di mobil ambulan itu ada tempat tidur, tetapi memang mobil ini kadang kalau di Daerah banyakan di pakai oleh Kapus atau pegawai Puskesmas untuk mobil dinasnya atau keperluan keluarga, Sonto Loyo saya semuanya sangat sedih siih di kampung saya ada yang begini, Mana Anggota DPR, DPRD Maros, jangan hanya kalian ngoce sana sini ini saatnya anda-anda bekerja untuk kepentingan Rakyat jangan hanya mau pemilihan Umum anda berjanji-jani Fahri Hamsa, Fadli zon Mana kau lihat ini jangan Ceta Kau saja yang besar, jangan lagi ada seperti ini, kasihan di Daerah tidak punya pasilitas memadai, kalau ada emergency mampuslah, apalagi ngga punya, sedih rasanya, kalau di kota besar Ambulan ada yang Gratis jadi tdk susah.”
Ilyas Adhe mengatakan, "Mana lebih penting UU atau rsa kemanusiaan cess..kan itu ambulance tdk terpakai ji jg....bkn menjudge ini nahh tapi masa nda ada hatimu lihat orng meninggal naik mobil begitu....klo orng miskin bagaimana coba...
Simple nya andaikan mereka keluarga bagaimana??"
Ma'mun Arief Aink menulis, "Jd klu mobil ambulance untuk..jln2 pegawai atau staf ada jg yaa..untuk keperluan pribadi...ada yaa".
"Ya Allah...Orng2 dipuskesmas tdk punya rasa kemanusiaan...Bagaimana kl itu keluargamuu," tulis Agus Wiyaka Andi
Ir Aminice menilai, "Itu mobil ambulans dipake angkut ikan jadinya bukan untuk mayat sdh kebalik sekarang bro mungkin dinas kesehatan belum menginfokan kemasyarakat. Begitu peraturannya."
Darlis Dahim "Itukan ambulan belix pake uang negara jadi siapaun bisa pake tanpa harus di pinjam."
Arie Pascal: "Astagafirollah,,sungguh terlalu belum lama ini yg kemarin di kab sinjai yg menggendong jasad anakx karena tidak ada uang untuk menyewa mobil ambulance,,"
Daeng Mattiro menulis, "Saya juga pernah menanyakan hal tersebut kepada petugas kesehatan, untuk jenazah katanya khusus mobil jenazah, sementara ambulance khusus untuk orang sakit, ... Tapi fakta di lapangan ambulance gak angkut mayat tapi angkut keluarganya yg mau rekreasi hmmmmm.. Terkadang nakke herang tong".
Komentar Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas Cenrana Kabupaten Maros Erniwaty mengatakan, Puskesmas memang tidak pernah diberikan fasilitas mobil untuk pengangkut jenazah, Rabu (30/12/2015).
Meski Puskesmas memiliki dua unit mobil ambulans, namun satu diperuntukkan untuk kendaraan operasional tenaga kesehatan ke Desa.
Sementara, satunya lagi khusus digunakan untuk merujuk pasien yang darutat. Menurutnya, dirinya tidak melakukan pelanggaran, dia hanya berdasarkan aturan dari Pemerintah.
"Kami memang memiliki dua mobil ambulans, tapi tidak ada pengangkut jenazah. Satu mobil hanya digunakan untuk operasional dan satunya lagi untuk merujuk pasien. Tidak ada memang mobil pengangkut jenazah," ujarnya.
Sebelumnya, seorang warga Desa Labuaja Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros, Denggang (80) meninggal di puskesmas Cenrana pada pukul 8.30 wita, setelah baru tiba beberapa jam .
Keluarga korban, Muhammad Rusli mengaku sangat menyangkan pihak Kepala Puskesmas, Erniwaty yang tidak mau meminjamkan mobil ambulansnya.
Pihak puskesmas justru meminta kepada pihak keluarga untuk mencari mobil lain lantaran mobil ambulans tersebut tidak bisa digunakan mengangkut mayat.
Terpaksa mayat Denggang dibawa ke rumahnya dengan menggunakan mobil pengangkut ikan. Dia mempertanyakan pelayanan kesehatan di puskesmas Maros yang terkesan tidak peduli dengan warga.
Bupati Marah
Kabag Humas Pemda Maros Kamaluddin Nur sudah menerima laporan dari keluarga korban yang meninggal di Puskesmas Cenrana Kabupaten Maros, namun pihak keluarga tidak dipinjamkan mobil ambulans oleh Kepala Puskesmas, Rabu (30/12/2015).
Menurutnya, Plt Bupati Maros Andi Herry Iskandar sudah memerintahkan kepada Inspektorat Maros untuk memeriksa Kepala Puskesmas dan Kepala Dinas Kesehatan Maros Dr Firman.
Jika memang terbukti pihak Kapus tidak mau meminjamkan mobil ambulans tersebut, maka akan diberikan sanksi tegas kemungkinan akan dimutasi.
"Pak Bupati telah memerintahkan Inspektorat untuk memeriksa Kapusnya dan Kepala Dinas Kesehatan. Kalau dia sudah melenceng maka pasti akan diberi sanksi tegas. Tidak toleransi kalau begini," ujarnya.
Mayat Bocah Diangkut Ojek
Masih di Sulawesi Selatan, gara-gara keluarga tak bisa bayar biaya ambulans, mayat bocah Masra Nurhidayah (7) warga Dusun Bontopannu, Desa Mattunrung Tellue, Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai, terpaksa diangkut sepeda motor dari Puskesmas Lappadata ke kampungnya, Kamis (24/9/2015).
Pihak Puskesmas Lappadata, Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai memintai warga miskin biaya pengangkutan mayat Rp 800 ribu.
"Keluarga kami dimintai biaya pengangkutan mayat Masra Rp 800 ribu dari Puskesmas ke rumah duka. Sementara dia adalah orang miskin, makanya kami bonceng sampai di rumah," kata Sekretaris Desa Mattunrung Tellue, Ambo Enre, Minggu (27/9/2015).
Masra sakit dan meninggal di Puskesmas Lappadata. Ia diduga menderita penyakit malaria.
Tak lama setelah kejadian itu, Kepala Puskesmas Lappadata, dicopot dari jabatannya, Rabu (30/9/2015).
Bupati Sinjai, Sabirin Yahya, memecat Suherlan karena dinilai menelantarkan mayat bocah perempuan, Masra Nurhidayah (7).
"Dia dinonaktifkan sebagai Kepala Puskesmas karena terkait peristiwa warga bonceng mayat," tegas Bupati Sinjai, Sabirin Yahya.(*)