Modifikasi Motor
2016, Street Racing dan Custom Masih Diminati
Street racing mendominasi modifikasi para pencinta roda dua, khusunya pengguna motor bebek.
Penulis: Sakinah Sudin | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Sakinah
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Selama 2015, dunia otomotif roda dua Makassar diwarnai beragam konsep modifikasi. Mulai dari street racing, customize atau biasa disingkat custom, dan lainnya.
Lantas, konsep modifikasi apa yang bakal tren di 2016.?
Salah satu modifikator di Makassar, Hasan, mengatakan tahun depan tidak akan jauh beda dengan 2016. Di tahun ini, kata pemilik bengkel Haspa Motor, street racing mendominasi modifikasi para pencinta roda dua, khusunya pengguna motor bebek.
“Kalau melihat dari kontes-kontes yang ada di tahun ini, kebanyakan pesertanya mengusung konsep street racing. Boleh dikata, dari keseluruhan peserta, 70 persen diantaranya konsep street racing,” kata Hasan kepada Tribun di Makassar, Selasa (22/12/2015).
Hasan menjelaskan, street racing atau sering disebut raja jalanan, diminati karena nyaman digunakan harian. Oprekannya tidak terlalu ribet, namun tampilannya tetap menarik dan sangar.
Ubahan utama pada konsep street racing terletak pada beberapa item, seperti kakikaki dan bodi. Juga penambahan aksesoris.
Di sektor kakikaki, lanjut Hasan, konsep ini kebanyakan memakai velg jari-jari lingkaran 17. Untuk ban, berukuran 50/90 di bagian depan dan 60/90 di belakang. Sementara untuk cakram kebanyakan memakai variasi atau pabrikan.
“Untuk bodi, pada street racing kap bodi dipotong maksimal 20 persen. Lalu pada bagian lampu-lampu biasanya dilubangi. Tapi semua kembali lagi kepada selera si empunya motor,” jelas pria kelahiran Makassar, 16 Agustus 1987.
Konsep lain yang cukup diminati, lanjutnya, yaitu custom. Konsep ini lebih banyak disematkan pada motor sport.
“Street figter dan semi fighter itu, bagian dari konsep custom. Kebanyak konsep ini dipakai para pencinta roda dua, khususnya yang suka turing,” imbuhnya.
Dikatakan custom, kata Hasan, karena part maupun aksesoris yang digunakan diubah sesuai keinginan pemilik motor. Part yang digunakan kebanyakan limbah motor geda (moge) Thailand ataupun Amerika yang didatangkan dari Jawa.
Selain custom, kata Hasan, konsep cafe racer cukup menarik minat para pemilik motor sport. Café Racer merupakan sebutan bagi para komunitas pencinta motor balap era 60 hingga 70-an, yang dengan motor balapnya para anggota komunitas ini selalu nongkrog di cafe.
“Bisa dikatakan, cafe racer ini adalah konsep motor balap tempo dulu. Para pencinta konsep ini ingin terlihat retro dan klasik, namun tetap keren,” jelasnya.
Konsep cafe racer ditandai dengan pengunaan velg besar minimal 3 inci berlingkat 17. Sementara ban berukuran 120/90 di roda depan dan 170/70 di bagian belakang.