Modifikasi Mobil
2016, Konsep Street Racing Masih Primadona untuk Modifikasi Mobil
eskipun ada juga pencinta otomotif yang tidak tergabung dalam sebuah komunitas/klub, tetapi tetap hobi modifikasi.
Penulis: Sakinah Sudin | Editor: Ina Maharani
Laporan Wartawan Tribun Timur, Sakinah Sudin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dunia otomotif selalu menarik untuk dibahas. Tak sekedar tentang perkembangan pasar penjualan kendaraan atau komunitas/klub, tetapi juga hobi modifikasi.
Modifikasi merupakan hal yang tak bisa dilepaskan dari para anggota komunitas/klub. Komunitas/klub roda empat misalnya. Meskipun ada juga pencinta otomotif yang tidak tergabung dalam sebuah komunitas/klub, tetapi tetap hobi modifikasi.
Membahas modifikasi, ada banyak aliran konsep yang digandrungi selama 2015. Di Makassar sendiri, ada sejumlah konsep yang kerap dijadikan kiblat dalam mengoprek kendaraan. Namun, tiga diantaranya yang paling populer yaitu street racing, racing, dan elegan.
Lantas, konsep modifikasi apa yang akan “booming” di 2016.?
Konseptor sekaligus modifikator, Rama Rantetondok, mengatakan di tahun depan, konsep street racing masih akan tetap menjadi primadona, sama seperti tahun ini. Pasalnya, kata dia, street racing adalah aliran balap di jalanan yang bisa dibilang tidak resmi, yang terinspirasi dari film sekuel Fast & Furious. Selain itu, konsep street racing tidak membosankan.
Pada konsep street racing terdapat lima variable utama yaitu eksterior, interior, sistem audio, mesin, dan unddercarriage. Jadi, kata Rama, meski konsep balap, street racing tetap memperhatikan aspek kenyamanan dengan hadirnya sistem audio.
“Jadi bisa dibilang, konsep ini masih umum untuk bisa di pake harian oleh sang user yang hobi dengan balapan,” ujar pemilik bengkel RGarage Modification Makassar, kepada Tribun di Makassar, Senin (7/12/2015).
Untuk konsep racing, kata Rama, kurang diminati. Pasalnya, konsep racing memang dirancang untuk balapan resmi. Sementara di Makassar belum ada fasilitas arena balap.
Ada beberapa hal yang membedakan street racing dengan racing. Dari sisi ekterior, street racing harus memakai konsep minimal penambahan cutting sticker, perubahan bodykit add on maupun custom, dan penambahan aksesoris after marker. Dan untuk interior pada street racing ada penambahan aksesoris after market, sistem audio, gadget, dan ubahan konsep jok standar ke custom hand made.
Sementara untuk racing sendiri, lanjutnya, lebih fokus pada bagian mesin dan undercarriege. Undercarriage adalah perubahan kakikaki dan sistem pengereman untuk menstabilkan pengemudi pada saat balapan.
Pada konsep racing minimal harus ada penambahan atau perubahan open filter di bagian mesin. Dan stage (tingkat) pertama yang harus diubah adalah pengerjaan Porting n Polish (PnP).
PnP adalah suatu pekerjaan tangan atau manual yang bertujuan untuk memperbaiki efisiensi volumetric suatu mesin. Efisiensi volumetric merupakan suatu besaran(%) campuran udara dan bensin yang didapat pada ruang bakar. Hal ini untuk menambah performa mesin dan tentunya plebih irit karena kinerja mesin lebih efisien.
Pada konsep racing, bagian ekstrior dan interiornya tidak harus tampil bagus laiknya street racing. Juga tidak dilengkapi sistem audio.
“Maka pencinta otomotif yang memakai mobilnya untuk harian, tidak begitu nyaman dengan konsep racing karena tidak adanya sistem audio dalam kabin mobil mereka,” jelas pria kelahiran Makassar, 12 November 1992.
“Intinya si pengemudi lebih nyaman dengan aliran konsep street racing karena konsep mobil ini masih dilengkapi dengan full konsep dari lima variable tadi. Sementara racing sudah hilang satu variable yaitu sistem audio,” imbuhnya.
Dari segi kakikaki, street racing biasanya memakai velg dengan ukuran maksimal ring 18 atau velg lebar (wideswheel), sementara racing maksimal ring 16.
Sementara itu, kata Rama, konsep elegan akan mulai ditinggalkan. Meskipun masih akan tetap ada peminatnya. Pencinta konsep elegan di tahun ini, akan mulai beralih ke konsep street racing di tahun depan.
“Di akhir tahun ini, trennya sudah mulai kelihatan. Belakangan, kami di RGarage Modification selalu kerja ubahan mobil elegan ke street racing," ujarnya.
“Sebenarnya, ubahan pada elegan tidak jauh beda dengan lima variable di street racing, hanya saja kalau street racing itu kan gaya balap, sedang elegan lebih ke style look atau simple look,” kata Rama.
Menurut Rama, banyak pencinta otomotif yang beralih dari konsep elegan karena konsep ini simple namun membutuhkan biaya yang besar. Kebanyakan orang tidak suka pada konsep ini karena menggunakan aksesoris after market yang dikenal dengan yang dikenal "DAD, yang membutuhkan biaya lebih besar dari konsep lainnya.
Dari segi biaya, konsep racing butuh minimal Rp 30 juta, sedang street racing minimal Rp 50 juta. Sementara konsep elegan terbagi atas dua, simple elegan dengan biaya minimal Rp 50 juta dan custom elegan dengan dana minimal Rp 100 juta.
Terpisah, konseptor yang juga pemilik Aedy Red Makassar Sticker (ex Aemotioon Rocksticker), Om Aedy, menuturkan hal serupa. Menurutnya, konsep modifikasi street racing masih akan dominan.
“Street racing masih diminati karena aliran ini memang lebih berjiwa muda dan lebih enak dipakai karena keliatan garang di jalanan, dipakai untuk show off (audio) juga bisa. Makanya anak-anak komunitas banyak yang suka,” ujarnya.
Dia menambahkan, untuk konsep elegan rata-rata diminati kaum hawa. Namun, bukan berarti pria tidak ada yang suka. Meski demikian, peminat konsep elegan tidak akan sebanyak peminat street racing.
“Kalau racing cuman sedikit peminatnya karena agak ribet. Soalnya mesinnya yang di otak atik, mau balapan dimana.? Di Makassar tidak ada arenanya,” kelakar pria kelahiran Malino, 24 Juni 1985. (*)